Ada apa dengan kereta? Akhir-akhir ini banyak kejadian yang menimpa moda transportasi paling favorit di kalangan traveler ini. Mulai dari kejadian gasruk di Kalioso, Keseleo di Stasiun Malang Kota Lama, bahkan salah satu kereta eksekutif terbaik seatnya diganti kursi jadul setara elf Priangan Timur. Belum lagi operatornya tengah diselidiki BPK.
Kereta Api hingga kini masih jadi moda transportasi favorit para traveler. Terutama untuk urusan mudik lebaran atau traveling dengan harga miring. Bayangin aja dengan budget dibawah 100 ribu kamu udah bisa sampe ke Solo. Itu untuk one way doang lho. Disamping itu juga punya keunggulan lainnya yakni bebas dari kemacetan. Makanya jangan heran tiket kereta api lebaran atau musim-musim liburan selalu diburu.
Namun sayang Pandemi Covid-19 merubah segalanya. PT. KAI yang hingga kini masih mendominasi perkeretaapian Indonesia harus mengalami kerugian besar. Momen mudik lebaran 2020 yang harusnya jadi cuan malah berbalik jadi boncos. Larangan mudik dari pemerintah membuat penumpang yang udah terlanjur membeli tiket mudik jauh-jauh hari akhirnya meminta refund.
Efek lain yang membuat PT. KAI merugi ialah dihentikannya operasional kereta penumpang. Terutama di fase-fase awal Pandemi Covid-19. Ketika terjadi kelangkaan masker dan hand sanitizer, ditambah lagi pemerintah berlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) Total. Dengan kata lain lockdown. Perputaran roda ekonomi terutama di sektor pariwisata dan transportasi berhenti. Kedua sektor ini paling merasakan dampak Covid-19.
Memang PT. KAI sempat menjalankan KLB untuk penumpang dengan kriteria tertentu. Namun itu nggak banyak membantu. Saat PSBB Total dihapus dan ganti jadi New Normal, angkutan penumpang mulai menggeliat. Meski nggak sebanyak sebelum Covid-19. Sayang itu juga nggak bisa terlalu membantu keuangan KAI yang udah boncos dari awal Corona.
Nah begitu masuk fase New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) barulah PT. KAI menjalankan lagi kereta reguler. Meski jadwalnya nggak sebanyak dulu. Untuk penumpangnya diwajibkan melampirkan surat keterangan bebas Covid-19. Dalam bentuk Rapid Test, Swab Test, atau Surat Keretangan Bebas Influenza dari Puskesmas apabila di daerahnya nggak ada fasilitas Rapid Test dan Swab Test.
Ada Apa Dengan Kereta : KRL Gasruk di Kalioso
Ditengah Pandemi yang belum usai, sebenarnya PT. KAI bikin satu terobosan baru. Peningkatan layanan angkutan kereta perkotaan (urban railway) di koridor Jogja-Solo yang saat ini dilayani KA Prameks. Peningkatan dalam bentuk pengoperasian KRL seperti di Jabodetabek. Setelah infrastruktur Listrik Aliran Atas (LAA) tuntas, dilakukan beberapa kali ujicoba menggunakan rangkaian KRL jenis Kfw buatan INKA-Bombardier.
Rangkaian tersebut adalah salah satu yang akan digunakan nanti. Selain sejumlah trainset yang didatangkan dari East Japan Railway Company (JR East). Nah akhir Oktober 2020 lalu satu rangkaian KRL jenis 205 ex-Musashino Line tiba di Indonesia. Ini adalah satu trainset asal Jepang yang akan dinas di jalur Prameks tersebut.
Sayangnya dalam perjalanan dari Depok ke Solo via Semarang malah mengalami insiden di Jembatan Kalioso. Ternyata KRL-nya lebih tinggi daripada jembatan. Maka jadilah KRL Gasruk di situ. Kejadian ini viral bahkan hinggta ke Jepang. Mendapat perhatian serius dari para pecinta kereta di negeri Sakura. Di antaranya mengkritik keras proses pengantaran sampe terjadi insiden di jembatan.
Ketika insiden, kereta dalam keadaan tanpa penumpang, sehingga nggak ada korban jiwa. Namun unit AC dan Pantograf mengalami kerusakan. Nggak hanya itu KRL pun gasruk untuk kedua kalinya di peron Stasiun Kalioso. Inilah satu insiden yang cukup mencoreng KAI yang masih menjadi operator mayoritas kereta di Indonesia. KRL Jogja belum lagi beroperasi keretanya udah gasruk duluan.
Gajayana Keseleo di Malang Kota Lama
Insiden berikutnya terjadi di bulan November 2020 ini. Kali ini menimpa rangkaian kereta api Gajayana rute Malang-Jakarta PP. Kereta mahal ini entah kenapa tiba-tiba meluncur sendiri sebelum akhirnya keseleo atau anjlok. Menambah panjang sejumlah insiden yang menimpa kereta api sepanjang Oktober dan November. Secara di hari yang sama dengan kejadian di Kalioso juga terjadi KRL keseleo di Kampung Bandan.
Balik lagi ke Gajayana, kejadian kereta meluncur sendiri tanpa masinis atau lokomotif mengingatkan kita pada kejadian di tahun 2004 dulu. Dimana ketika itu satu unit KRL Rheostatik tiba-tiba jalan sendiri dari Stasiun Bogor sampai Stasiun Manggarai. Kereta berjalan di jalur yang salah sebelum dialihkan ke jalur sebenarnya ketika masuk Depok. Bedanya KRL jalan sendiri itu nggak sampe anjlok seperti Gajayana.
Hanya saja kejadian tersebut makin memperkuat issue keberadaan kereta hantu di jalur KRL Jakarta-Bogor. Menurut versi operator sih sebelumnya ada unit KRL Holec yang dipanaskan. Karena waktu itu udah sekitar jam 4 pagi dimana 1 jam lagi kereta pertama diberangkatkan dari Stasiun Bogor. Tapi entah bagaimana KRL Rheostatik yang berada didepannya lantas meluncur sendiri di saat mesin KRL Holec tersebut dihidupkan.
Kereta Terbaik Tapi Kursinya ELF
Bukan insiden apalagi kecelakaan. Tapi ini juga perlu mendapat perhatian. Sebuah rangkaian kereta eksekutif buatan tahun 2009 (K1 09) yang disebut-sebut kereta terbaik tapi kursinya menggunakan tipe jadul angkatan 60-an yang lebih mirip kursi Elf Priangan Timur. Kereta ini dulunya pernah dioperasikan Gajayana, Argo Jati, hingga Lodaya. Namun berhenti setelah rangkaian stainless steel banyak digunakan.
Karenanya K1 09 banyak dijadikan kereta cadangan. Disebut-sebut jauh lebih bagus daripada K1 07 yang pernah jadi bagian dari Argo Bromo Anggrek. Sayangnya foto yang beredar malah menunjukkan hal yang bertolak belakang. Lantaran K1 09 sekarang pake kursi jadul layaknya Elf Priangan Timur.
Mulai gasruk sampe kursi elf di K1 09 yang the best punya. Ada apa dengan kereta api Indonesia? Apakah ada kaitan dengan kerugian perusahaan yang sangat besar? Secara keuangan KAI sendiri lagi diamati oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Semoga saja ada perbaikan. Mengingat tingginya animo masyakarat yang traveling menggunakan moda transportasi kereta api.
Leave a Reply