Sebuah pesawat supersonic jenis Concorde milik Air France Flight 4590 tujuan New York mengalami insiden parah. Mesin kiri terbakar hingga membuat pesawat fenomenal itu jatuh di dekat pom bensin dan menimpa l’Hôtelissimo di Gonesse, pinggiran Paris. Memakan korban 113 meninggal dunia, termasuk 110 penumpang dan kru.
Paris, 25 Juli 2000, akan jadi satu hari yang cukup dikenang terutama bagi para pecinta aviasi. Di hari itu terjadi sebuah tragedi menimpa sebuah pesawat Hi-Tech yang pernah jadi fenomena di awal beroperasinya sebagai pesawat tercepat di dunia. Keceparannya melebihi kecepatan suara sehingga mendapat julukan sebagai supersonic aircraft. Apalagi ini adalah produk penerbangan sipil bukan militer.

Sang fenomena dinamakan Concorde. Berasal dari bahasa Prancis, mengingat pengembang Hi-Tech ini adalah gabungan Inggris-Prancis. Selama beroperasi sebagai commercial airlines, tercatat hanya dua airline yang mengoperasikan Concorde yakni Air France dan British Airways. Keduanya menggunakan Concorde untuk mempersingkat waktu tempuh rute Trans Atlantic. Concorde kadang digunakan untuk penerbangan dari Eropa ke Australia.
Selain dua airline tadi, sebenarnya ada satu lagi yang sempat mengoperasikan Concorde yakni Singapore Airlines untuk penerbangan ke Australia di tahun 1970-an. Hanya saja dinas Concorde di sana terbilang sangat singkat akibat protes dari warga. Concorde dikeluhkan mengeluarkan suara bising. Hingga akhirnya pihak airline mengembalikan Concorde pada pemilik aslinya. Sedikit info, concorde Singapore Airlines sebenarnya disewa dari British Airways.
Concorde juga pernah menginjakkan rodanya di Indonesia. Pernah mendarat di Bandara Kemayoran dan jadi salah satu daya tarik di Indonesia Air Show 1996 selain Boeing 777. Indonesia Air Show 1996 di Bandara Soekarno Hatta Tangerang Banten (lokasi saat ini jadi Terminal 3 Ultimate) iselenggarakan sebelum Krisis Ekonomi 1998.
Air France Flight 4590, Sejatinya Charter Flight
Selama kurang lebih 2 dekade masa dinasnya, Concorde belum pernah mengalami insiden serius yang memakan korban jiwa. Karenanya aspek keamanan dan keselamatan sang fenomenal boleh dibilang sangat bagus. Bandingkan dengan Boeing 747 Series “Queen of The Sky” misalnya yang beberapa kali mengalami kecelakaan serius. Armada yang juga tak jarang terbang Trans Atlantic.
Dengan safety record yang terbilang bagus, orang nggak ragu untuk terbang naik pesawat berhidung pensil ini. Merasa aman dan nyaman, tentunya waktu yang harus ditempuh juga jadi lebih singkat dibanding pesawat lainnya.
Namun reputasi buruk itu justru tercoreng di awal millenium baru. Concorde memang udah direncanakan akan pensiun karena udah terbang selama 2 dekade. Awal 2000-an operasional menggunakan supersonic aircraft mulai berkurang, dan lebih banyak gunakan pesawat konvensional dengan teknologi lebih baru (termasuk computerize).
25 Juli 2000, Sebuah perusahaan pelayaran Jerman, Peter Deilmann Cruises, mempersiapkan semacam program tour pelayaran dari New York ke Equador selama 16 hari. Untuk membawa peserta tour ke New York, perusahaan menyewa Concorde. Penumpangnya mayoritas Warga Negara Jerman (96 penumpang dan 1 kru), ditambah 1 dari Austria, 1 Amerika, dan 2 Denmark. Ditambah 8 kru dari Prancis (termasuk Pilot, First Officer, dan Flight Engineer). Total 110 penumpang dan kru.

Concorde charter tersebut rutenya dari Bandara Charles De Gaulle (CDG) Paris ke John F. Kennedy (JFK) New York. Ketiga cockpit crew tersebut yakni Captain Christian Marry, 54 tahun, mengabdi di Air France sejak 1967 (13.477 jam terbang, 317 jam diantaranya Concorde); First Officer Jean Marcott, 50 tahun, gabung Air France sejak 1971 dengan 10.035 jam terbang (2.698 di Concorde). Flight Engineer, Gilles Jardinaud, 58 tahun telah gabung Air France di 1968 dengan 12.532 jam terbang (937 Concorde).
Supersonic Aircraft telah mengangkasa selama 27 tahun (kurang lebih 2 dekade) tanpa pernah mengalami kecelakaan fatal. Begitu juga para kru di cockpit mulai captain, First Officer, hingga Flight Engineer, semuanya bukan kaleng-kaleng. Udah sangat berpengalaman termasuk di Concorde. Tentunya menambah rasa aman dan nyaman penumpang pada saat itu.
Concorde Air France Flight 4590 (charter Flight) akhirnya take off dari CDG Paris jam 16.43 waktu setempat. Sebenarnya delay 1 jam gegara ada laporan gangguan mesin pada pesawat dengan registrasi F-BTSC itu. Pada saat melaju di runway, pengawas di ATC melihat adanya api yang keluar dari mesin sebelah kiri. Namun sulit bagi pilot untuk aborted take off lantaran kecepatannya sudah di level V1 (di atas 100 knots).
Jatuh Menimpa l’Hôtelissimo di Gonesse
Pesawat akhirnya tetap mengudara di ketinggian rendah sekitar 200 feet dalam kondisi terbakar di bagian belakang. Tentunya ini sangat menarik perhatian para pekerja di Bandara CDG dan pengendara mobil di jalan raya sekitarnya. Pilot yang mengetahui masalah ini kesulitan untuk memutar balik pesawat dan coba mendarat di bandara terdekat dengan menerbangkan pesawat di ketinggian 200 feet.

Sayangnya usaha tersebut gagal dan akhirnya Air France Flight 4590 jatuh menimpa l’Hôtelissimo di Gonesse. Sebuah kota kecil di pinggiran Paris. Nggak jauh dari CDG. Nggak ada yang selamat di Concorde. Malah korban meninggal nambah 3 lagi di hotel itu. Sehingga total menjadi 113 korban meninggal dunia. Satu insiden yang mencoreng reputasi Concorde selama 2 dekade.
Berdasarkan penyelidikan dari pihak BEA (KNKT-nya Prancis), penyebab kecelakaan ialah roda pesawat terkena serpihan logam yang diketahui berasal dari pesawat DC-10 Continental Airlines yang take off sebelum Flight 4590. Serpihan logam itu memang kecil tapi tajam sehingga merobek roda Concorde yang berdekatan dengan tangki bahan bakar. Karena itu pesawat pun mengeluarkan api yg dipicu goresan serpihan logam pada roda Concorde.

Malapetaka di Gonesse memang nggak langsung menghentikan operasional sang fenomenal. Pada November 2001 Concorde yang lainnya masih dinas. Masa dinas Concorde baru benar-benar berakhir di Oktober 2003. Pensiunnya sang legenda memang lebih cepat dari yang direncanakan. DImana musibah ini jadi salah satu pertimbangan Air France dan British Airways untuk mempurnatugaskan Concorde.
Referensi
Anonymus. Air France Flight 4590. Wikipedia
Concorde jet crashes, killing everyone onboard. History.Com.
Imogen Dewey. Twenty years after a Concorde jet crashed into her hotel, Michèle Fricheteau has learned to live with her memories. 9 News (Australia).
Ryan P. Smith. This Freak Aviation Disaster Brought Supersonic Idealism Down in Flames. Smithsonian Magazine
Leave a Reply