AirAsia Japan Bangkrut. Maskapai penerbangan bertarif murah ini mengajukan pailit ke Pengadilan Distrik Tokyo. Berarti kedua kalinya setelah tahun 2013 sempat berhenti beroperasi. Sebelum akhirnya dibeli Rakuten dan terbang lagi di tahun 2017. Cuma mengandalkan pemasukan dari pelancong dan turis. Hantaman pandemi Covid-19 yang belum juga usai mengakibatkan kerugian besar hingga berujung pailit.
Nggak terasa udah setahun Pandemi Covid-19 berlangsung. Setahun yang lalu Coronavirus jenis baru (SARS Cov-2) pertama kali ditemukan di Tiongkok. Meski ada penelitian lain menyebutkan virus ini udah ada di Eropa beberapa bulan sebelumnya. Intinya udah setahun dan dampaknya nggak main-main. Korban berjatuhan hingga jutaan. Begitupula perekonomian ikut terkena imbas karena adanya anjuran untuk Stay At Home.
Di antara sektor yang paling merasakan dampak pandemi ialah pariwisata dan transportasi umum. Ketika virus mewabah di Wuhan, pemerintah setempat melakukan lockdown. Sejumlah maskapai yang punya rute penerbangan ke sana tutup sehingga mengurangi pendapatan usaha. Nggak disangka-sangka Covid-19 menyebar ke seluruh dunia. Nggak sedikit negara melakukan hal yang sama dengan Tiongkok untuk menekan laju penyebaran virus mematikan tersebut.
Jepang adalah salah satunya. Tentu negara yang juga mengandalkan pariwisata sebagai sumber pendapatan harus merasakan dampak pandemi Covid-19 yang hingga kini belum juga usai. Nggak cuma sektor transportasi darat, termasuk Shinkansen, yang terkena imbas, ternyata transportasi udara pun demikian. Bahkan sampai mengajukan pailit.
AirAsia Japan Dulu Pernah Tutup
Tahun 2013 AirAsia Japan sempat tutup operasi dan diambil alih oleh All Nippon Airways (ANA). Lantas diganti nama jadi Vanilla Air. Kini Vanilla Air lagi-lagi digabung sama Peach yang sama-sama pemain di segmen LCC dibawah manajemen ANA. Itu jauh sebelum kejadian AirAsia Japan Bangkrut sekarang. Di 2017 setelah mendapatkan suntikan dana dari perusahaan e-commerce, Rakuten, AirAsia Japan kembali terbang.
Sayangnya 2020 jadi tahun kelam bagi dunia pariwisata dan transportasi umum gegara Pandemi Covid-19. AirAsia Japan lagi-lagi harus stop terbang di bulan April 2020. Itu akibat pemerintah Jepang juga mengambil kebijakan semacam PSBB untuk menekan penyebaran virus Covid-19. Maskapai berbiaya murah ini terbang lagi di Agustus 2020. Sayang kerugian yang sangat besar gegara cuma mengandalkan pemasukan dari turis susah ditanggung oleh perusahaan.
17 November 2020, AirAsia Japan mengajukan pailit ke Pengadilan Distrik Tokyo. Secara pesawatnya sendiri udah dikandangin sejak Oktober 2020. Harus diakui pandemi sangat memukul kedua sektor tersebut. Kasus AirAsia Japan Bangkrut bukanlah satu-satunya. Sebelumnya salah satu provider OTA yang khusus melayani pemesanan hotel dan penginapan juga telah ditutup. Kita berharap kasus ini jadi yang terakhir dan pandemi segera usai dengan ditemukannya Vaksin.
Leave a Reply