Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung kini kembali melayani penerbangan domestik menggunakan pesawat jet. Namun di sisi lain pemerintah melalui Kementerian Perhubungan ingin menurunkan statusnya menjadi bandara domestik, sejalan dengan keinginan mengurangi jumlah bandara Internasional yang dinilai terlalu banyak.
Mulai pertengahan Agustus 2020 bandara yang terletak nggak jauh dari pusat kota Bandung ini kembali melayani rute penerbangan domestik dengan pesawat jet. Baik jenis Airbus A320 maupun Boeing 737. Sebelumnya cuma melayani pesawat propeller jenis ATR 72 meski pesawat jet masih bisa mendarat untuk penerbangan Internasional ke Singapore dan Malaysia.
Kebijakan memindahkan penerbangan jet ke Kertajati memang membuat bandara ini menjadi sepi. Minat menggunakan pesawat propeller masih sangat rendah. Kapasitas yang nggak sebanyak Airbus atau Boeing pastinya ngefek pada harga tiketnya yang mahal. Hingga akhirnya warga Bandung lebih memilih untuk naik dari Bandara Soekarno Hatta (CGK) di Tangerang Banten.
Kenapa nggak ke Kertajati (KJT). Sejujurnya bandara baru yang digadang-gadang jadi kebanggaan dan Jabar Gateway ini posisinya bisa dibilang lumayan terpencil. Sulit untuk dijangkau dan sangat jauh dari Bandung. Secara administrasi sih masuk Majalengka, tapi ya itu tadi aksesnya masih belum memadai. Cuma ngandalin Tol Cipali dan Jalan Raya Pos Cadas Pangeran. Pastinya makan waktu jauh lebih lama daripada ke Soekarno Hatta.
Pandemi Covid-19 membuat sektor penerbangan terpukul. Selama beberapa bulan angkutan udara lebih banyak melayani cargo daripada penumpang. Namun ketika pemerintah mulai melonggarkan PSBB dan memulai AKB (Aktivitas Kenormalan Baru) angkutan penumpang pesawat kembali menggeliat. Meski masih harus menyertakan surat keterangan bebas Covid-19 (Rapid Test atau Swab Test).
Kurang lebih dua bulan sejak AKB dimulai, Bandara di Bandung ini kembali melayani penerbangan jet domestik dari sebelumnya cuma Propeller aja. Warga Kota Bandung dan sekitarnya pun menyambut langkah ini dengan antusias. Karena kini mereka nggak perlu lagi jauh-jauh ke Soekarno Hatta untuk naik pesawat.
Citilink, Garuda Indonesia dan Lion Air Buka Rute Bandara Husein Sastranegara Bandung (BDO)
Langkah ini juga disambut oleh 3 maskapai penerbangan nasional yakni Citilink, Garuda Indonesia, dan Lion Air. Akhirnya armada jet ketiganya dibolehin terbang lagi dari Husein setelah sebelumnya cuma bisa ngandalin armada ATR 72. Malah Lion AIr cuma bisa mendelegasikan anak usahanya, Wings Air, untuk terbang ke sini. Sementara si maskapai kepala singa merah terpaksa terbang dari Kertajati yang sepi.
Selama bandara sebatas melayani pesawat Propeller, Citilink juga mengerahkan armada ATR 72 untuk rute Bandung (BDO) – Jakarta Halim (HLP), Bandung (BDO) – Surabaya (SUB), bahkan sempat membuka rute ke Yogyakarta (JOG) sebelum pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia. Garuda juga menerbangkan ATR 72 explore nya untuk rute ke Surabaya namun sayang minim peminat karena tiket kemahalan.
Nah dengan adanya jet, rute penerbangan domestik jadi lebih lengkap malah boleh dibilang saat ini pesawat propeller cuma jadi pelengkap penerbangan jet domestik dari Husein Sastranegara Bandung. Citilink membuka rute penerbangan Balikpapan, Denpasar, Medan, Pekanbaru dan Palembang. Garuda Indonesia punuya 2 rute penerbangan yakni Bandung-Denpasar dan Bandung-Medan.
Sementara Lion Air membuka rute Bandung ke Banjarmasin, Balikpapan, Denpasar, Medan dan Makasar. Wew mantap nih, jadilah bandara dengan kode BDO rame lagi. Wargi Bandung juga menyambut pengembalian penerbangan domestik pake pesawat jet ini dengan antusias. Pake pesawat jenis Airbus A320 atau Boeing 737-800 tentu bisa membuat harga tiket juga jadi lebih terjangkau daripada ATR 72 yang kapasitas terbatas.
Wacana Turun Kelas Jadi Anomali
Sayangnya antusiasme warga Bandung dan sekitarnya justru malah dibarengi sebuah anomali yakni wacana menurunkan kelas Bandara Husein Sastranegara Bandung dari Internasional menjadi domestik. Hal ini karena pidato Presiden tentang bandara internasional di Indonesia dianggap terlalu banyak. Kemudian Kemenhub menindaklanjuti dengan mengkaji penurunan status sejumlah bandara yang ada.
Salah satu yang akan diturunkan statusnya ialah Bandara ini. Duh, udah lagi seneng-senengnya malah mau didowngrade jadi domestik. Tentu wacana ini banyak disayangkan dan banyak ketidaksetujuan terutama dari para pelaku usaha. Pasalnya rute penerbangan Internasional dari sini banyak dimanfaatkan turis dari Singapore dan Malaysia. Pasar Baru Trade Center aja sampe menerima pembayaran pake Ringgit Malaysia.
Penurunan status dikhawatirkan akan mengurangi datangnya turis mancanegara ke Bandung. Pasalnya andai wacana ini terealisasikan, turis asing harus transit lebih dulu ke Jakarta atau Denpasar baru lanjut Bandung. Namun ada juga yang mendukung wacana ini yakni seorang pengamat penerbangan. Disebut bahwa traffic domestik di Husein lebih tinggi daripada Internasional. Alasan lain disebut malah nguntungin Singapore dan Malaysia.
Yah sayang banget ya, udah bagus-bagus nambah rute domestik pake Airbus dan Boeing eh malah mau didowngrade. Mudah-mudahan aja ini cuma sekedar wacana. Biar gimana juga penerbangan internasional di Bandara Husein Sastranegara sangat menunjang pariwisata di Bandung dan sekitarnya. Bahkan sejumlah objek wisata di Garut misalnya ikut terbantu.
Leave a Reply