Belajar Sejarah Kereta Jepang dari mulai pertama kali diperkenalkan hingga menjadi kiblat bagi perkeretaapian dunia. Cukup datang ke The Railway Museum Saitama. Terutama buat sobat yang hanya ingin stay di Tokyo saja. Kebetulan Saitama Prefecture masih masuk Tokyo Metropolitan Area.
Terlepas dari pandemi Covid-19 yang belum akan berakhir dalam waktu dekat. Jepang merupakan salah satu destinasi favorit untuk traveling. Issue-issue soal Jepang itu mahal, kendalah bahasa, dan sejenisnya seolah mulai terlupakan secara perlahan. Apalagi persoalan mahal atau nggak nya itu relatif.
Tinggal menuntut kejelian dalam mengelola budget inSyaaAlloh bisa. Kendala bahasa pun demikian. Di Jepang mulai banyak petunjuk arah yang menggunakan bahasa Inggris. Untuk transaksi retail seperti di konbini (minimarket) penjaganya juga udah pada menguasai Bahasa Inggris meski terbatas. Ya, Jepang sekarang sudah lebih ramah sama turis asing. Nggak hanya itu, makanan halal pun mulai tersedia di sana.
Traveling ke Jepang juga menuntut kejelian sobat untuk memilih destinasi. Khususnya prefecture mana yang akan dikunjungi. Jepang punya 3 pulau utama: Kyushu, Honshu, dan Hokkaido. Ditambah 2 pulau kecil: Okinawa dan Shikoku. Kota-kota utama seperti Tokyo, Kyoto dan Osaka terletak di Pulau Honshu. Ketiganya sering dijadikan destinasi wisata.
Namun nggak sedikit juga traveler yang hanya ingin fokus di Tokyo dan Sekitarnya (Tokyo Metropolitan Area). Tanpa ingin menjelajahi Jepang dengan lebih luas lagi. Pokoke di Tokyo aja lah. Betul sih, di Tokyo Metropolitan Area sejatinya udah segala macam ada. Malah kalo sobat cuma mengunjungi Tokyo saja itu udah kaya mengunjungi 1/3-nya Jepang.
Tokyo Metropolitan Area mencakup 3 prefecture: Tokyo Prefecture, Chiba Prefecture dan Saitama Prefecture. Bahkan Yokohama dan Yamanashi pun kadang dimasukkan. Terutama kaitannya dengan Gunung Fuji yang masuk ke Yamanashi Prefecture. Traveler yang cuma pengen di Tokyo aja juga memasukkan Gunung Fuji sebagai objek wisata yang wajib dikunjungi.
Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas satu tempat wisata yang masuk dalam Tokyo Metropolitan Area. Cocok buat sobat terutama yang tertarik dengan dunia transportasi. Khususnya transportasi berbasis rel alias kereta api.
The Railway Museum, Saitama Prefecture
The Railway Museum (Tetsudo-Hakubutsukan) di Saitama Prefecture jadi lokasi yang pas buat para sobat yang ingin tau seputar sejarah perkeretaapian di negeri Sakura. Untuk sobat yang memang rencananya cuma mau di Tokyo aja sih koleksi yang ada di museum ini udah sangat cukup. Disini kita bisa melihat seperti apa kereta pertama yang beroperasi di Jepang, hingga kereta-kereta model sekarang. Termasuk replika Shinkansen E5 alias Hayabusha.
Untuk menjangkau museum ini sebetulnya nggak susah. Secara museum ini berada di sisi 5 jalur kereta milik JR East: Saikyo Line, Kawagoe Line, Takasaki Line, Shonan-Shinjuku Line, Utsonomia Line (Tokyo-Ueno Line). 4 jalur Shinkansen: Hokuriku Shinkansen, Akita Shinkansen, Tohoku Shinkansen, dan Joetsu Shinkansen. Ditambah 1 jalur Saitama New Urban Transit: Ina Line. Uniknya nggak satupun kereta JR yang berhenti tepat di museum ini. Secara memang nggak ada stasiunnya juga. Tapi ada pemberhentian Saitama New Urban Transit yakni Tetsudo-Hakubutsukan Station.
Stasiun JR terdekat dari museum ini ialah Omiya Station yang jaraknya 2,5 km. Bisa aja ditempuh dengan jalan kaki terutama kalo sobat pengen agak santai dan nggak diburu-buru waktu. Malah dengan jalan kaki ada untungnya lho. Sebelum nyampe di lokasi udah ada penanda bahwa nggak lama lagi kita akan memasuki kawasan The Railway Museum Saitama. Sebuah loko uap jenis D51187 dan 2 bagian kabin masinis lokomotif listrik EF 15 168 dan EF 58 154 “Tsubame”. Diletakkan di luar museum tapi merupakan penanda bahwa lokasi sudah dekat.
Masuk ke dalam museum kita akan dikenakan biaya sebesar 1.330 Yen (Dewasa), 620 Yen (Pelajar SD, SMP, SMA), dan 310 Yen (3 tahun/PAUD). Itu harga tiket masuk perorangan. Untuk rombongan minimal 20 orang tarifnya beda lagi yakni 1.060 Yen (Dewasa), 490 Yen (Pelajar), 160 Yen (Anak 3 tahun/PAUD).
Gedung Utara dan Selatan Museum
The Railway Museum Saitama terdiri dari 4 lantai dengan 2 bagian gedung utara (North Building) dan selatan (South Building). Kita akan mulai di lantai satu bagian utara. Disini sobat akan menemukan taman miniatur dimana ada miniatur shinkansen E2-1000 series dengan jalur imaginer Teppuku Line. Jalur ini hanya terdiri dari 2 pemberhentian yakni Teppuku Line North Stop dan Teppuku Line Central Stop.
Masih di tempat yang sama ada 2 buah kereta yang nampak masih utuh dan fresh meski sudah tak lagi berdinas. Lokomotif DD131 dan Kereta Diesel KIHA 11. Dekat dengan pintu masuk gedung utama ada Kidz Plaza. Terdapat replika kereta JR 103 yang pernah dinas sebagai KRL Commuter Line. Namun dengan livery yang sudah dikondisikan ulang. Selain Kidz Plaza atau tempat untuk bermain anak ada Lunch Train menggunakan kereta seri 455 dimana pengunjung bisa beristirahat di sana.
Beralih ke Bagian Selatan (South Building). Disini ada 3 buah kereta, 2 kereta merupakan jenis E 183 Series yang pernah jadi kereta penumpang jarak jauh sebelum era Shinkansen dan 1 kereta replika Shinkansen E1 Series. Nah kereta E183 series bisa dimanfaatin sebagai Lunch Train untuk istirahat sejenak. Termasuk makan dan minum tentunya.
Di sisi selatan juga ada bangunan kecil tempat replika Shinkansen E5 Series dan 400 Series dipajang. Disini juga terdapat Conductor Simulator dan Mini Shinkansen Ride menggunakan E5 Series. Namun untuk bisa memanfaatkan kedua wahana itu dikenakan biaya tambahan.
Conductor Simulator kita akan belajar jadi kondektur yang memiliki tanggung jawab di setiap perjalanan kereta. Tugas kondektur mengecek keamanan platform (peron), in train announcement (tugas memberi informasi untuk penumpang) dan tentunya tugas membuka dan menutup pintu kereta. Mau belajar jadi kondektur? Dikenakan biaya tambahan 510 Yen.
Mini Shinkansen Ride, replika Shinkansen E5 Series yang dijadikan semacam miniatur. Namun bedanya disini kita bisa mengendarainya. Tentu bukan dengan cara menaikinya, tapi mengendalikan dari luar kereta seperti mengoperasikan kereta miniatur. Disini biaya tambahan yang dikenakan sebesar 210 Yen.
Mulai Belajar Sejarah Kereta Jepang
Kali ini kita akan coba memasuki gedung utama. Mulai dari lantai 2 dulu ya. Karena di bagian inilah lebih banyak digunakan untuk edukasi terutama belajar sejarah kereta Jepang. Pertama-tama di bagian Collection Gallery. Nah di sini banyak terdapat koleksi papan nama kereta, papan petunjuk rute kereta, pantograf untuk kereta listrik (entah asli atau replika karena pantograf masih dipakai hingga sekarang), kursi kereta ekspres jaman dulu, hingga miniatur shinkansen.
Untuk papan nama kereta ada satu yang unik yakni US Army. Kok? Memang benar kok, tentara Amerika Serikat pernah “mendominasi” Jepang pasca Perang Dunia ke-2. Bahkan semua pangkalan militer yang sebelumnya dikuasai Tentara Kekaisaran Jepang diambil alih dan dikuasai Amerika hingga tahun 1954. Termasuk Haneda yang sekarang jadi Tokyo Haneda Airport (HND), dulunya pernah jadi pangkalan Sekutu.
Masih di lantai 2 kita akan bergerak menuju Rolling Stock Historical Timeline. Nah disini lagi kita akan belajar sejarah kereta Jepang dari mulai pertama kali diperkenalkan. Keberadaan moda transportasi berbasis rel memang tak lepas dari Restorasi Meiji 1868 – 1912. Ketika Jepang mulai beralih dari sebuah negara yang sangat tertutup dan kuno menuju modernisasi dalam berbagai bidang. Termasuk bidang transportasi.
Kereta pertama kali beroperasi di Jepang pada tahun 1872 dengan mendatangkan lokomotif uap yang oleh orang Jepang dikenal dengan nama Locomotive No. 1. Sejak saat itu kereta api terus mengalami perkembangan di negeri Sakura. Bahkan di tahun 1890-an kereta bertenaga listrik mulai diperkenalkan. Tahun 1914 Tokyo Central Station mulai beroperasi.
Meski sempat mengalami cobaan berat seperti The Great Kanto Earhquake tahun 1920-an dan Perang Dunia ke-2, perkembangan kereta api di Jepang terus berlanjut. Bahkan di tahun 1963 Jepang jadi negara pertama yang mengoperasikan kereta super cepat. Inilah yang kita kenal dengan nama Shinkansen.
Lanjut ke Lantai 3 ada History Station, disini kita akan mempelajari sejarah perkeretaapian Jepang. Termasuk dalam hal teknologi yang digunakan sejak pertama kali hadir di tahun 1872. Disini kita bisa melihat bagaimana bentuk loket pada zaman Japanese National Railway (JNR). Kaya gimana bentuk tiket sampe ke contoh buku yang berisi timetable (jadwal perjalanan kereta).
Miniatur sejumlah kereta pun ada di sini. Baik yang dioperasikan oleh JNR mauapun perusahaan Swasta seperti Tokyu Corp. Bahkan miniatur kapal Ferry pun ada. Ya dulu sebelum ada terowongan penghubung dari Pulau Honshu menuju Kyushu dan Hokkaido kereta akan diangkut menggunakan kapal Ferry penyeberangan antar pulau yang juga dioperasikan oleh JNR.
Salah satu yang terkenal ialah Seikan Tunnel penghubung Honshu dengan Hokkaido. Terowongan ini dibangun sebagai dampak dari kecelakaan kapal Ferry Toya Maru 26 September 1954. Terowongan ini sekarang jadi lintasan penting termasuk untuk Shinkansen E5 Series.
Belajar Sejarah Kereta Jepang Lewat Koleksi Museum (Rolling Stock)
Balik ke lantai dasar. Di gedung utama kita akan melihat banyak koleksi kereta (Rolling Stock) The Railway Museum Saitama. Nah di sini kita akan melihat berbagai jenis kereta-kereta yang pernah beroperasi di Jepang. Termasuk lokomotif uap tentunya. Diantaranya Locomotive No.1 atau lokomotif pertama yang beroperasi di Jepang. Loko ini merupakan impor dari Inggris. Tak diketahui jenisnya, hanya dinamakan Locomotive No. 1
Jenis lokomotif uap lainnya ialah Benkei, C57 135 dan C51 5. Uniknya C57 135 ini sejatinya masih aktif dan belum afkir. Setiap jam 12.00 dan 15.00 waktu setempat selalu diadakan atraksi memutar lokomotif uap C57 135. Sedangkan C51 5 sebelumnya pernah menghuni Ome Park. Loko ini bisa dibilang “Mbahnya Sunrise Izumo” karena dulunya beroperasi di Tokaido Line.
Di bagian ini juga kita bisa menemukan Lokomotif Listrik ED 17, ED 40, ED 75, EF 55 dan EF 66. Kereta jenis Kuha 481 Series yang digandeng Moha 484, Kumoha 455 dan Kuha 181. Kemudian lokomotif EF 58 berdiri sejajar didepan kereta Nahanefu 22 yang pernah beroperasi sebagai Blue Train Mizukaze pendahulu Hikari Shinkansen di rute Tokyo-Hakata. Kemudian JNR 101 Series (Kumoha 101) yang sekilas mirip JR 103 Series.
Dua Shinkansen lawas juga jadi bagian dari Rolling Stock Station ini. Shinkansen 200 Seres sebagai pendahulu Shinkansen E5 dan tentu saja Shinkansen 0 Series yang pertama kali beroperasi di tahun 1963. Jadi pelopor kereta super cepat pertama di dunia.
Shinkansen 0 Series jadi penghubung Tokyo dan Osaka melalui Tokaido Shinkansen Line. Jalur untuk Shinkansen tentu berbeda dengan jalur kereta biasa. Bila kereta biasa punya lebar spoor 1.067 mm nah Shinkansen gunakan standard gaunge 1.435 mm. Karena dilewati kereta super cepat, jalurnya jelas nggak boleh terlalu menanjak dan menurun. Bahkan diusahakan mendatar. Makanya jangan heran bila di jalur Shinkansen banyak dibangun terowongan.
Dalam perkembangannya, rute perjalanan 0 Series Shinkansen pun diperpanjang hingga Hakata di Pulau Kyushu sebelah selatan Jepang. Perpanjangan jalur dari Osaka ke Hakata sering disebut sebagai Sanyo Shinkansen Line. Diperpanjangnya rute shinkansen hingga Hakata tentu mempengaruhi eksistensi Blue Train yang telah ada sebelumnya. Dengan Shinkansen, cukup 7 jam saja dari Tokyo ke Hakata.
Sukses Tokkaido-Sanyo Line, kemudian disusul pembangunan jalur Shinkansen menuju Utara Jepang, termasuk Hokkaido. Jalur ini dilayani oleh Shinkansen 200 Series yang sekilas mirip 0 Series. Namun bedanya 200 Series dilengkapi pemecah es. Mengingat lintasan utara sering diselimuti salju tebal yang bisa menghambat perjalanan kereta.
Rekomendasi Bagi yang Menyukai Transportasi
The Railway Museum Saitama sangat direkomendasikan buat sobat yang menyukai transportasi, khususnya Kereta Api. Karena disini kita bisa belajar sejarah Kereta Jepang. Tak hanya itu. Museum ini juga menawarkan fasiitas simulator khusus buat sobat yang ingin mencoba jadi masinis kereta Jepang hingga kondektur. Merasakan bagaimana disiplinnya para pekerja perkeretaapian di sana.
Perlu kita ketahui perkeretaapian Jepang merupakan salah satu yang paling maju di dunia. Lebih dari itu merupakan model dan acuan berbagai negara. Indonesia sendiri sejatinya dapat banyak pengaruh dari Jepang. Terutama tentang tata cara memberangkatkan kereta. Mirip-mirip sedikit sama di Jepang. Tiongkok yang disebut-sebut bakal punya jaringan kereta cepat terbesar di dunia pun sejatinya belajar dari Jepang.
Intinya bagi sobat pecinta transportasi terutama kereta api dan rencananya hanya akan di Tokyo saja, monggo jadikan museum ini sebagai destinasi sobat. Bagaimana caranya ke sini?
Bagi sobat yang menginap di Shibuya Area, bisa menggunakan kereta JR Yamanote Line menuju Shinjuku lebih dulu. Nah dari situ lanjut lagi kereta JR Shonan-Shinjuku Line turun di Omiya Station. Setelah turun kalo mau agak nyantuy silakan jalan kaki sekitar 2,5 km sampe ketemu loko uap DD 51187 sebagai patokan sobat udah dekat museum. Tapi kalo misalkan nggak mau hambur waktu bisa naik Saitama New Urban Transit turun di Tetsudo-Hakubutsukan Station yang langsung berada di museum.
Perlu diingat bagi sobat pemegang JR Pass atau JR East Pass dan mau lanjut Saitama New Urban Transit itu akan dikenakan biaya tambahan dan nggak dicover. Adapun pemegang Tokyo Wide Pass inSyaaAlloh bisa naik moda transportasi ini. Tapi kalo sobat pengennya di Tokyo aja sih, Tokyo Wide Pass sebenarnya udah cukup banget. Bisa juga ambil JR East Pass. Adpaun JR Pass hanya untuk sobat yang memang ingin menjelajahi Jepang dan nggak cuma di Tokyo aja.
Leave a Reply