Bom Atom di Nagasaki terjadi pada tanggal 9 Agustus 1945 setelah 3 hari sebelumnya dijatuhkan di Hiroshima. Walaupun sejatinya bukan target utama sekutu dan dijatuhkan di bukit tetap saja memakan korban jiwa 50.000 tewas. Di saat hampir bersamaan Uni Soviet menyatakan perang kepada Kekaisaran Jepang.
Perang Dunia ke-2 semakin mendekati akhir dengan hasil Sekutu berada di atas angin. Pada bulan April dan Mei 1945 Italia dan Jerman yang bergabung di blok Poros bersama Kekaisaran Jepang sudah menyatakan menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Bahkan Benito Mussolini tewas pada 28 April 1945 dan Adolf Hitler (diduga) bunuh diri 30 April 1945 di bunker persembunyiannya di Berlin.
Namun berbeda halnya dengan kekaisaran Jepang. Sesuai filosofi mereka, tak ada kata menyerah, maka bertempur mati-matian demi menjaga kehormatan dan membela tanah air jadi pilihan. Karenanya teater Pasifik masih terus berlanjut dan kekaisaran Jepang masih terus berperang. Meski di sisi lain sudah mengalami kerugian besar berupa kekalahan beruntun dan hilangnya wilayah kekuasaan di Kepulauan Pasifik.
Sekutu sudah berhasil menduduki Iwo Jima (26 Maret 1945) dan Okinawa (22 Juni 1945). Posisi mereka tinggal sejengkal lagi menuju daratan utama Jepang. Karena sikap keras Jepang dan keinginan Sekutu untuk segera menyudahi Perang Dunia ke-2, senjata paling mutakhir jadi opsi untuk digunakan. Bom atom yang sebelumnya telah diujicoba di New Mexico (1940).
6 Agustus 1945 dengan menggunakan pesawat bomber B-29 “Enola Gay” Sekutu menjatuhkan Bom Atom di Hiroshima. Ledakan maha dahsyat setara 15.000 ton TNT dengan paparan gelombang dan radiasi berhasil meluluhlantak 4 mil persegi seisi kota. Memakan korban 80.000 tewas pada saat itu. Namun lagi-lagi Kekaisaran Jepang masih belum mau menyerah.
Bom Atom di Nagasaki, Awalnya Targetkan Kokura
Sikap keras kepala kekaisaran Jepang yang enggan menyerah akhirnya membuat Sekutu memutuskan untuk mengirimkan paket ke-2 tanggal 9 Agustus 1945. Beberapa kota dipilih sebagai destinasi paket ke-2 tersebut yakni Yokohama, Niigata, Kyoto dan Kokura. Pada pemilian itu Nagasaki sebetulnya sempat dicoret karena medan terlalu berbukit dan nggak akan memberi efek signifikan.
Yokohama masuk daftar karena kota Industri yang menampung orang banyak, tapi kemudian dicoret. Demikian pula kota pelabuhan Niigata tapi tak masuk kriteria yang diinginkan. Opsi ketiga ialah Kyoto, ibukota lama Jepang. Kyoto akhirnya dicoret karena pihak Sekutu mempertimbangkan Kyoto adalah pusat kebudayaan Jepang dan keberadaannya akan sangat penting di masa pemulihan pasca Perang Dunia ke-2. Kyoto sendiri termasuk yang paling aman dari bombardir pasukan Sekutu. Bahkan tak merasakan perang sama sekali.
Akhirnya Kokura jadi pilihan utama serangan ke-2 tanggal 9 Agustus 1945. Kokura merupakan gudang senjata tentara Kekaisaran Jepang. Di sini sekutu mempertimbangkan kehancuran Kokura akan berdampak sangat merugikan bagi kekaisaran Jepang. Sehingga penyerahan tanpa syarat sebagaimana yang diinginkan Sekutu akan cepat terealisasi.
Paket akhirnya dibawa oleh pesawat bomber B-29 Superfortress “Bockscar”. Berisi bom atom “Fat Man” dengan panjang 3,3 meter, diameter 1,5 meter, dan berat 4.670 kg. Isinya Plutonium 6,4 kg dengan daya ledak 21 kiloton (21.000 Ton). Fat Man jauh lebih besar dibanding little boy yang dijatuhkan di Hiroshima. Tujuan paket tersebut adalah Kokura.
Namun tiba-tiba muncul kendala teknis. Kokura tertutup awan tebal sehingga bila paket tetap dijatuhkan ke sata khawatir tak tepat sasaran. Setelah berputar-putar di atas Kokura dan bahan bakar yang mulai menipis, Mayor Charles W. Sweeney (pilot Bockscar) mengalihkan target ke Nagasaki yang sebetulnya sudah dicoret.
Pasukan Jepang mengamati pergerakan Bockscar tak memberi peringatan apapun. Mengira itu hanyalah pengintaian. Sayang keputusan itu harus disesali seumur hidup. Fat Man akhirnya dijatuhkan dan menghancurkan Nagasaki. Menghasilkan bola api besar 3.900 derajat celcius, hempasan angin 1.000 km/jam, menyapu bangunan hingga rata dengan tanah. Menimbulkan korban jiwa 40.000 orang. Adapun 40.000 lainnya meninggal pasca ledakan akibat paparan radiasi nuklir.
Uni Soviet Menyatakan Perang pada kekaisaran Jepang
Di hari yang sama pihak Sekutu dibawah Amerika Serikat menjatuhkan Bom Atom di Nagasaki, Uni Soviet menyatakan perang pada kekaisaran Jepang. Sejatinya pernyataan perang yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Vyacheslav Molotov kepada dubes Jepang Naotake Sato disampaikan pada 8 Agustus 1945. Menjelang pergantian hari menuju 9 Agustus 1945.
Pernyataan perang Uni Soviet sekaligus membuyarkan kesepakatan Non Agresi kedua negara pada tahun 1941. Meski kenyataan di lapangan sering terjadi konflik perbatasan. Terutama di Manchukuo, negara boneka Jepang di wilayah Manchuria. Dibatalkannya pakta non-Agresi jelas memukul Jepang secara moral. Dengan demikian 2 kekuatan sekutu harus dihadapi yakni front Pasifik (Amerika Serikat) dan front barat (Uni Soviet).
Beberapa saat setelah masuk 9 Agustus 1945 lebih dari 1,5 juta tentara merah Soviet di bawah pimpinan Marsekal Aleksandr Vasilevsky menyerbu Manchuria, Korea, dan Kepulauan Kuril. Perlawanan gigih Jepang tak berhasil membendung serangan itu. Bersamaan dengan dijatuhkannya bom atom di Nagasaki oleh Amerika Serikat. Perlawanan Jepang jelas tak berarti sama sekali. Proses penyerahan nampaknya tinggal menunggu waktu.
Referensi:
- Akhir Perang Dunia II. Kompas.Com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/14/150317769/akhir-perang-dunia-ii?page=all
- Deklarasi Perang Soviet Terhadap Jepang. Historia.ID. https://historia.id/militer/articles/deklarasi-perang-soviet-terhadap-jepang-P3NKZ
- Mengapa Sekutu Memilih Hiroshima & Nagasaki untuk Dibom? Tirto.ID. https://tirto.id/mengapa-sekutu-memilih-hiroshima-nagasaki-untuk-dibom-cucQ
Leave a Reply