Pabrikan pesawat terbang asal Kanada, Bombardier, menjual produk regional jet-nya Bombardier CRJ ke Mitsubishi Heavy Industry (MHI) Jepang. Untuk selanjutnya pabrikan tersebut mulai fokus pada pengembangan private jet sebagai model bisnis barunya.
Entah apa yang terjadi pada Bombardier sehingga sampai menjual salah satu produk unggulannya tersebut. Bombardier yang berbasis di Kanada selama ini kita tahu sebagai produsen pesawat berkapasitas 100-an penumpang seperti CRJ 1000. Pesawat jenis ini biasanya dioperasikan untuk rute domestik atau regional.
Namun kini perusahaan tersebut sudah tak lagi bermain di bisnis commercial jet. Salah satu buktinya dengan menjual program CRJ Series Regional Jet ke Mitsubishi Heavy Industry (MHI). Jadi nanti kita nggak akan lagi melihat Bombardier CJR 1000 dan yang ada Mitsubishi CRJ 1000. Pabrikan asal Jepang itu kini berhak atas pemeliharaan, support, refurbishment, penjualan dan pemasaran semua pesawat jenis CRJ.
Meski demikian Bombardier tetap melanjutkan produksi pesawat ini sebagai bagian dari Mitsubishi Heavy Industry (MHI). Dijualnya program CRJ ke Mitsubishi mengingatkan kita pada penjualan C Series ke Airbus dimana Airbus melakukan rebranding atas pesawat tersebut jadi Airbus A220. Sekarang jadi bagian dari produk Airbus meski diproduksi di Kanada. Sebelumnya pesawat jenis Turboprop Q400 juga dijual ke Longview Aviation Capital Corp.
Bombardier Fokus ke Business Jet
Dengan demikian Bombardier otomatis hengkang dari produsen pesawat komersial. Untuk selanjutnya akan lebih fokus menggarap Business Jet dan sejenisnya. Termasuk Private Jet tentunya. Seperti tertera di situs resminya, Bombardier fokus menggarap Business Jet dan tetap melanjutkan produksi rangkaian kereta dibawah Bombardier Transportation.
Penjualan program CRJ ke Mitsubishi juga disebut-sebut karena perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk melunasi hutang sebesar USD 9 Milyar. Transaksi penjualan ke Mitsubishi sendiri membukukan transaksi sebesar USD 550 juta. Tak hanya itu penghentian produksi akibat wabah Covid-19 memaksa perusahaan untuk mengeluarkan biaya sebesar USD 800 juta di Quartal pertama 2020.
Bukan Bombardier CRJ tapi Mitsubishi CRJ
Otomatis embel-embel perusahaan asal Kanada itu akan menghilang dan berganti jadi Mitsubishi CRJ,. Termasuk diantaranya Mitsubishi CRJ 1000. Di Indonesia sendiri baru satu maskapai penerbangan yang mengoperasikan armada jenis ini, yakni Garuda Indonesia. Tetapi maskapai kebanggaan nasional itupun akan mengembalikan armada CRJ 1000-nya. Di antara pertimbangannya tentu saja biaya operasional.
Seperti kita ketahui bahwa Garuda Indonesia mengoperasikan CRJ 1000 untuk penerbangan ke Sibolangit (DTB) dan Banyuwangi (BWI). Satu diantaranya pernah membuat heboh ketika terpaksa mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma gegara cuaca buruk. Sehingga menghalangi pendaratan di Bandara Soekarno Hatta. Sebagian penumpangnya memaksa turun di Halim daripada di tujuan akhir Soekarno Hatta.
Leave a Reply