Keberadaan Bus Bandung Cianjur Sukabumi dianggap sebagai pesaing nyata KA Siliwangi. Terutama bila rangkaian kereta perintis tersebut sudah sampai wilayah Kota Bandung. Apalagi kalo sampe tarifnya dibikin normal maka siap-siap aja bakal bernasib sama dengan pendahulunya, KA Cianjuran. Laris manis karena tarif murah. Tapi sepi peminat ketika upgrade dan berlaku tarif normal.
Pendahuluan
Jalan Nasional yang juga bagian dari Jalan Posweg Daendles masih menjadi akses utama dari Bandung menuju Cianjur saat ini. Ban karet masih sangat mendominasi jalur tersebut. Karenanya jangan heran bila jalan akses ini hampir selalu dilanda kemacetan terutama di hari-hari libur hingga jam masuk atau bubaran pabrik. Pasalnya banyak pabrik berdiri di sini.
Belum lagi aktivitas truk pengangkut kapur yang kadang makin memperparah kemacetan. Belum lagi kapur dan zat buangan bahan bakar truk memicu polusi udara di sepanjang jalur tersebut. Pastinya polusi udara sangat buruk buat kesehatan.
Sangat disayangkan memang padahal jalan akses utama tersebut juga akses menuju sejumlah objek wisata seperti Situ Ciburuy hingga Stone Garden di daerah Cipatat.
Bus Bandung Cianjur Sukabumi Masih Mendominasi
Untuk moda transportasi umum penghubung dua kota yang kurang lebihnya setara Tokyo-Yokohama tersebut, bus masih sangat mendominasi. Memang udah ada kereta api saat ini tapi masih sangat terbatas. Mengingat masih mentok di Stasiun Cipatat.
Jalur dari Cipatat ke Padalarang sendiri masih dalam proses reaktivasi. Itupun belum jelas apakah akan tetap gunakan jalur eksisting dengan mengurangi level ekstrem menuju Tagog Apu, atau membuat jalur baru via Sasaksaat dan Cilame yang konsekuensinya akan membuat traffic semakin sibuk. Pasalnya itu adalah bagian dari jalur Jakarta-Bandung saat ini yang sangat sibuk. Karenanya bus masih jadi andalan.
Makannya jangan heran ruas jalan raya Posweg antara Padalarang hingga Cianjur itu jadi tambang emas bus. Mulai bus bumel, patas hingga Patas AC.
Bus Bandung Cianjur Sukabumi jika Petak Cipatat-Padalarang Aktif Lagi
Saat ini perjalanan KA Siliwangi dari Stasiun Sukabumi berakhir di Stasiun Cipatat Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Memang sih secara administratif Cipatat udah masuk wilayah Aglomerasi Bandung Raya. Namun masih di daerah pinggiran. Belum tembus ke kawasan dengan potensi ekonomi tinggi (komersial). Minimalnya Padalarang, dimana perumahan elite pun berdiri di situ yakni Kota Baru Parahyangan.
Kendala Lintasan Ekstrem Cipatat Padalarang
Sayang untuk minimal bisa tembus Padalarang masih ada kendala teknis dan geologis. Dimana petak eksisting yang mengubungkan Cipatat dan Tagog Apu merupakan petak dengan tingkat kemiringan ekstrem. Kalo dari arah Cipatat itu jalurnya menanjak ekstrem. Karena ketinggian Stasiun Tagog Apu di 595 mdpl terpaut kurang lebih 200 meter, lebih tinggi dibanding Cipatat (387 mdpl).
Nah dengan kontur menanjak sejauh 200 meter akan menyulitkan lokomotif tentunya. Kontur ekstrem seperti ini bahkan melebihi jalur Priangan TImur. Ditambah lagi relnya masih menggunakan tipe lama. Walaupun sekarang tengah diupayakan diganti yang lebih baru dengan bantalan beton.
Memang tengah dilakukan studi apakah nantinya dari Cipatat ke Padalarang akan tetap menggunakan jalur eksisting, tentunya dengan mengurangi tingkat ekstrem agar bisa dilewati lokomotif jenis CC. Atau alternatif berikutnya membangun jalur baru.
Dimana nantinya dari Cipatat akan belok menuju ke Sasaksaat dan ke Padalarang via Stasiun Cilame. Itu artinya akan bersatu dengan jalur Priangan Barat yang dilewati KA Argo Parahyangan dan KA Serayu.
Kondisi Stasiun Tagog Apu di Segmen Cipatat Padalarang
Pastinya saat ini Stasiun Tagog Apu sudah dalam kondisi dipugar dan siap untuk dioperasikan lagi. Jadi tinggal menunggu apakah akan tersambung dengan Cipatat via jalur eksisting. atau malah sebaliknya nggak akan pernah terhubung lagi hingga statusnya berubah menjadi terminus.
Apapun yang terjadi kita sama-sama menanti jalur terhubung lengkap dan dari Sukabumi bisa langsung menuju Kota Bandung. Lantas bagaimana skenarionya jika petak Cipatat-Padalarang aktif lagi? Mengingat saingannya tentu moda transportasi bus? Nggak ada cara lain, pihak terkait tetap harus mengoperasikan KA Siliwangi sebagai kereta perintis dengan segmen pasar wong cilik.
Jangan Sampai Mengulangi Kisah KA Cianjuran
Intinya jangan sampai nanti kisah sedih KA Cianjuran terulang lagi. Jadi jauh sebelum ada KA Siliwangi, pernah ada KA Cianjuran yang melintas di jalur kereta api Jakarta Bandung pertama tersebut. Nggak jelas kapan kereta ini mulai beroperasi, yang jelas di tahun 1990-an memang telah eksis. Uniknya satu rangkaian hanya terdiri dari 2 gerbong kereta ekonomi.
KA Cianjuran Rutenya Dipotong Berkali-Kali
Awalnya kereta ini melayani rute Bandung-Sukabumi PP. Namun karena ada kebijakan Stasiun Bandung tak lagi melayani kereta ekonomi jarak jauh, keberangkatan digeser ke Stasiun Ciroyom. Tahun 2001 Terowongan Lampegan runtuh sehingga rute diperpendek jadi Ciroyom-Lampegan, seiring waktu disunat lagi jadi cuma sampe Stasiun Cianjur.
Lagi-lagi kereta yang punya nama lain Argo Peuyeum ini harus memotong rutenya jadi cuma sampe Stasiun Padalarang karena adanya kebijakan wajib gerbong aling-aling di jalur utama. Efek dari Tragedi Petarukan 2 Oktober 2010.
Tarif KA Cianjuran terbilang murah di masanya, yakni cuma Rp 2.000 udah bisa traveling dari Padalarang ke Cianjur melalui jalur legendaris.
Subsidi Dicabut Kalah Saing Lawan Bus Bandung Cianjur Sukabumi
Sayangnya di tahun 2012, pemerintah nggak menganggarkan subsidi untuk jalur Cianjuran. Sehingga mau nggak mau KA Cianjuran harus menggunakan tarif normal (komersial). Terpaksa kereta rakyat ini upgrade jadi kereta bisnis dengan tarif Rp 10.000,00 atau naik 5 kali lipat.
Dampaknya kereta jadi sepi peminat dan kalah saing dengan ban karet. Termasuk Bus Bandung Cianjur Sukabumi. Akhirnya pasca Lebaran 2012 KA Coanjuran pensiun karena merugi. Berakhirlah cerita perkeretaapian dari Bandung ke Cianjur via jalur legendaris. Akhir yang kurang mengenakkan tentunya. Kisah sedih KA Cianjuran. Tarif back to normal ditinggal penumpangnya.
Semoga aja nanti bila pada waktunya KA Siliwangi udah tembus Padalarang bahkan hingga Bandung tak lagi mengulangi kisah sedih KA Cianjuran. Tarifnya harus tetap terjangkau di kantong wong cilik. Tentunya bisa lebih murah dari Bus Bandung Cianjur Sukabumi.
Leave a Reply