Dua versi nama Colombo International Airport (CMB) antara Bandaranaike atau Katunayake. Lokasinya sama nggak ada beda. saksi bisu dua peristiwa bersejarah yakni Kecelakaan Pesawat Haji di tahun 1974 dan 1978. Ketika penerbangan menuju Saudi Arabia masih ada ritual transit di sini, sebelum eranya Widebody.
Berkaitan erat dengan tragedi penerbangan jama’ah haji Indonesia. Hampir semua media menuliskan Bandaranaike pada peristiwa pertama tanggal 4 Desember 1974. Sejatinya TKP kecelakaan yang menimpa pesawat DC-8 milik Martinair itu bukan di area sekitar airport.
Melainkan masih lumayan jauh, yakni di Seven Virgins Mountain Range, Saptha Kanya, Maskeliya. Titik jatuhnya percis di kawasan perbukitan itu. Dimana kala itu masih merupakan wilayah terpencil yang sangat jarang terjamah. Namun saat ini jadi salah satu objek wisata unggulan di Sri Lanka.
Penyebab peristiwa pertama karena kesalahan dalam komunikasi. Bandaranaike di tahun 1974 masih terkendala infrastruktur aviasi. Belum ada sistem radar yang canggih sehingga masih sangat mengandalkan panduan dari Air Traffic Control (ATC).
Kecelakaan Pesawat Haji 1974 menewaskan seluruh penumpang dan kru, sekaligus jadi tragedi penerbangan terburuk dalam sejarah negara pulau di selatan India itu.
4 tahun berselang kejadian kelam kembali terulang. Meski infrastruktur aviasi telah dibenahi jadi lebih baik dari sebelumnya. Tragedi belum mau lepas dari negeri yang punya nama lain Ceylon itu.
Masih jenis pesawat yang sama yakni McDonnel Douglas DC-8 buatan Amerika Serikat. Kali ini milik maskapai asal Islandia, Icelandic Airlines, disewa Garuda Indonesia Airways untuk transportasi Jama’ah Haji Indonesia jalur udara.
Pesawat bernomor penerbangan LL-001 itu jadi bagian dari proses pemulangan jama’ah ke tanah air. Mengambil rute Jeddah-Surabaya. Rencananya pesawat akan transit di Colombo untuk mengisi bahan bakar dan mengganti semua kru.
Di tanggal 15 November 1978 itu pesawat mengangkut 262 penumpang dan kru. 249 penumpang seluruhnya jama’ah haji Indonesia asal Kalimantan Selatan dari Embarkasi Surabaya. Sedangkan 13 kru, Termasuk 3 cockpit crew: Haukar Hervinsson, Ragnar Thorkelsson, dan Runar Gudjonsson. Ketiganya berkebangsaan Islandia.
Take off dari Jeddah nggak ada masalah meski kena delay. Namun begitu hendak mendarat di Colombo International Airport mulailah masalah itu muncul. Memang waktu itu cuaca agak kurang bersahabat. Namun secara teknis masih bisa untuk penerbangan.
Di sini pilot nggak sadar bahwa pesawatnya udah berada di bawah batas aman untuk go around. Akhirnya DC-8 itupun jatuh di perkebunan karet dan kelapa sawit nggak jauh dari airport. Kejadian kedua memakan korban 183 penumpang dan kru, termasuk cockpit crew.
Colombo International Airport (CMB), Mau Bandaranaike atau Katunayake Sebetulnya Sama Aja
Nah pada kecelakaan pesawat haji 1978, beberapa media menuliskan Katunayake. Disinilah timbul pertanyaan mana sih yang benar? Bandaranaike atau Katunayake? Apakah keduanya berbeda? Setelah ditelusuri lebih jauh ternyata masih di lokasi yang sama.
Mau Bandaranaike atau Katunayake tetaplah Colombo International Airport dengan kode IATA, CMB. Saat ini nama resminya memang Bandaranaike, namun untuk wilayahnya bernama Katunayake. Juga berdekatan dengan Negombo. Sejatinya masih berada di luar ibukota Colombo
Nama resmi airport saat ini adalah Bandaranaike International Airport, atau Colombo International Airport – Bandaranaike (CMB). Mirip-mirip sama Tokyo International Airport Haneda (HND) gitu. Hanya saja wilayahnya berada di Katunayake, dimana Katunayake itu kalo di Indonesia ibaratnya kecamatan.
Ambil kasus Bandara Husein Sastranegara di Bandung. Itu letaknya kan Kecamatan Andir. Makanya dulu namanya Pangkalan Angkatan Udara (PAU) Andir, sebelum dirubah jadi Husein Sastranegara (BDO).
Kasus lain Bandara Adisucipto Jogja, berada di wilayah kecamatan Maguwo Kabupaten Sleman. Sebelumnya juga bernama Maguwo.
Sama juga ini, Colombo International Airport Bandaranaike (CMB) terletak di “kecamatan” Katunayake. Dalam sejarahnya memang nama bandara sempat berubah jadi Katunayake, termasuk di hari nahas 15 November 1978 itu. Lantas kembali lagi jadi Bandaranaike hingga sekarang.
Dalam sejarahnya airport ini awalnya merupakan pangkalan udara milik Kerajaan Inggris (RAF) di tahun 1944 dan mendukung kampanye Perang Dunia ke-2 menghadapi blok Axis Jepang, Jerman, dan Italia. Ketika dibuka pertama kali sebagai Air Force Base itu bernama Negombo RAF Station, kemudian berubah jadi Katunayake RAF Station. Sedikit info Sri Lanka sebelumnya adalah wilayah koloni Inggris.
Tahun 1957 menjadi Katunayake Air Base, di sini udah punya Pemerintah Sri Lanka. Barulah di tahun 1970 namanya berubah menjadi Colombo-Bandaranaike International Airport dengan kode IATA CMB.
7 tahun berselang namanya berubah jadi Colombo-Katunayake International Airport. Hingga akhirnya 1995 kembali menjadi Colombo-Bandaranaike International Airport sampai sekarang. Maka jelaslah dari 2 peristiwa kelam itu ada beda penulisan nama bandara.
Di Google Maps, nama resmi bandara memang Bandaranike International Airport atau Colombo International Airport – Bandaranaike (CMB). Namun letaknya di Katunayake, dimana Katunayake ini semacam kecamatan gitu.
Redaksi Disesuaikan dengan nama Colombo International Airport
Waktu kejadian 4 Desember 1974 redaksi media menyebutkan Bandaranaike International Airport karena memang ketika itu namanya Bandaranaike. Walaupun aslinya TKP bukan di sekitar airport melainkan masih sangat jauh.
Tepatnya di Seven Virgins Mountain Range, Saptha Kanya, Maskeliya. Dimana pesawat menabrak salah satu dari 7 tebing itu sebelum jatuh dan menewaskan seluruh penumpang dan kru Martinair Flight 138.
Adapun kejadian kedua tanggal 15 Desember 1978 tertulis Katunayake hampir di semua media. Ini juga benar karena mulai tahun 1977 hingga 1995 namanya Katunayake International Airport. TKP-nya di perkebunan karet dan kelapa sawit dekat airport.
DC-8 milik Icelandic Airlines LL-001 itu sedianya hendak mendarat di runway 22 memanfaatkan Instrument Landing System (ILS). Namun pilot nggak sadar pesawatnya turun cepat dan berada di ketinggian tak aman, hingga terlambat untuk membatalkan proses pendaratan dan pesawat pun menyenggol pucuk pohon kelapa sebelum jatuh ke tanah.
Jadi intinya nggak ada yang salah dan nggak perlu bingung. Lokasi airport tetap itu-itu juga. Kode IATA nya pun tetap CMB. Bukan di lokasi berbeda. Cuma saat kejadian aja namanya kebetulan berbeda. Kecelakaan Pesawat Haji 1974 namanya Bandaranaike, sementara yang 1978 namanya Katunayake.
Colombo International Airport Summary
Dibuka: 1944
Pemilik: Pemerintah Sri Lanka
Nama Resmi:
- 1944 : Negombo RAF Station
- 1944 : Katunayake RAF Station
- 1957 : Katunayake Air Base
- 1970 : Colombo-Bandaranike International Airport
- 1977 : Colombo-Katunayake International Airport
- 1995 : Colombo-Bandaranike International Airport
Galeri Foto
Colombo International Airport – Bandaranaike (CMB), terletak di Katunayake masih di luar kota Colombo. Saksi sejarah kelam kecelakaan pesawat haji 1974 dan 1978 (foto: Dilubaba, Wikipedia)

Referensi
Aviation Safety Network (ASN). Colombo-Katunayake International Airport profile
Daily FT. The crash of Icelandic Airlines flight LL-001: Part 1
Leave a Reply