Dua Kecelakaan Pesawat pernah terjadi di tahun baru, yakni tahun 1966 ketika dua Dakota DC-3 punya Garuda Indonesia tabrakan di atas langit Palembang. Kejadian serupa terulang lagi di 2007 kali ini giliran Adam Air 574 rute Jakarta-Manado (via Surabaya) jatuh di Selat Makasar dekat Pulau Masalembo. Nggak ada yang selamat dari kedua insiden dengan rentang waktu 4 dekade tersebut.
Masuk tahun baru mestinya diwarnai dengan keceriaan. Tentunya di tahun yang baru pula kita harus punya resolusi yang jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Bila merasa masih banyak kekurangan, biasanya pergantian tahun dijadikan momen untuk perbaikan dan peningkatan kualitas.
Apalagi beberapa tahun belakangan momen ini udah identik dengan yang namanya liburan. Jadi ada 3 momen liburan di tanah air, yakni Lebaran, Musim Panas (Summer Holiday) atau juga sering dikenal liburan kenaikan kelas karena bertepatan dengan pergantian tahun ajaran anak sekolah, dan Akhir Tahun (beriringan dengan tahun baru).
Pastinya momen liburan haruslah diisi dengan keceriaan dan meninggalkan kesan positif. Namun ada kalanya malah berujung malapetaka. Tak terkecuali momen liburan tahun baru. Musibah memang udah kehendak Yang Maha Kuasa. Kapanpun dan dimanapun pasti akan terjadi.
Dua Kecelakaan Pesawat: Tabrakan Dua Dakota DC-3 di Palembang
Boleh jadi nggak banyak yang tau insiden tabrakan dua pesawat di udara ini. Karena kejadiannya aja udah 5 dekade lebih. Tanggal 1 Januari 1966 dua buah pesawat Dakota DC-3 milik Garuda Indonesia Airways dengan nomor registrasi PK-GDU dan PK-GDE bertabrakan di langit Palembang. Keduanya mengalami tabrakan saat akan mendarat di Bandara Palembang.
Setelah mengalami tabrakan, kedua burung besi tersebut jatuh di rawa-rawa luar kota Palembang. Musibah ini menewaskan semua penumpang dan kru di kedua pesawat. Berdasarkan data dari ASN (Aviation Savety Network), kedua pesawat menerbangi rute yang sama yakni Jakarta – Palembang. Nggak jelas take off dari mana. Apakah dari Kemayoran atau Halim.
Dua Kecelakaan Pesawat: Adam Air 574
Inilah kecelakaan pesawat yang sempat heboh di awal 2007. Di saat Indonesia lagi booming maskapai penerbangan murah namun ironisnya sejumlah kecelakaan pesawat pun terjadi dan justru menimpa maskapai bertarif murah (LCC). Contoh Insiden Lion Air di Solo pada November 2004. Tanggal 1 Januari 2007 giliran maskapai Adam Air melaporkan salah satu pesawatnya hilang kontak.
Diketahui pesawat yang hilang itu menerbangi rute Jakarta-Manado (via Surabaya) dengan nomor penerbangan KI 574. Dugaan awal kecelakaan diakibatkan oleh cuaca buruk di jalur penerbangan. Januari memang lagi tinggi-tingginya intensitas hujan dan di dunia penerbangan pilot mesti mewaspadai keberadaan CB (cumulusnimbus) yang bisa menimbulkan turbulence.
Saat insiden Flight 574 memang terjadi cuaca buruk di atas langit Sulawesi. Namun belakangan diketahui bahwa pesawat mengalami masalah dalam sistem navigasi. Kedua pilot nampak sibuk mengatasi masalah tersebut hingga tak menyadari bahwa autopilot telah mati. Hingga akhirnya pesawat miring dan muncul peringatan Bang Angle.
Pilot baru menyadari ketika pesawat sudah menukik ke bawah dengan kecepatan tinggi. Pesawat menjadi tak terkendali sebelum akhirnya jatuh di Selat Makasar dekat perairan Pulau Masalembo. Satu kawasan yang disebut-sebut mirip Bermuda Triangle, tempat sejumlah insiden transportasi laut dan udara. Selain Flight 574, tragedi KM Tampomas II juga terjadi di Perairan Masalembo, namun masih di sekitar Laut Jawa.
Nggak ada Yang Selamat
Baik mid air collision di Palembang 1966 maupun Jatuhnya Adam Air 574 di awal 2007 nggak ada yang selamat dari dua kecelakaan fatal tersebut. Keduanya bahkan boleh dibilang sebagai salah satu kecelakaan pesawat terburuk di tanah air. Meski yang 1966 nggak banyak orang tau karena di tahun yang sama justru lagi terjadi gonjang-ganjing politik akibat G30S yang terjadi 4 bulan sebelum kecelakaan.
Peristiwa G30S jelas sangat membekas bahkan menjadi bagian dari sejarah Indonesia. Di tahun yang sama kekuatan PKI sebagai poros komunis memang sangat kuat. Bahkan menjadi yang ke-3 terbesar setelah Uni Soviet dan Tiongkok. Makanya peristiwa sejarah tersbeut lebih banyak diingat ketimbang mid-air collision di Palembang pada 1 Januari 1966
Meski di sisi maskapai tetap dicatat sebagai kecelakaan garuda, seperti kecelakaan Garuda di Mumbai pada bulan Mei 1968 yang juga nggak banyak diketahui. Bedanya, kejadian 4 dekade kemudian langsung heboh karena tahun 2007 mulai masuk era social media, meski masih sebatas Friendster dan fase-fase awal YouTube.
Referensi
- AdamAir 574 CVR Transcript. Tailstrike. https://www.tailstrike.com/010107.html
- Airliners. https://www.airliners.net/photo/Garuda-Indonesian-Airways/Douglas-C-47A-Skytrain-DC-3/1138622/L
- ASN Aircraft Accident Douglas C-47A-25-DK (DC-3) PK GDU. Aviation Safety Network. https://aviation-safety.net/database/record.php?id=19660101-1
- ASN Aircraft Accident Douglas C-47A-80-DL (DC-3) PK GDE. Aviation Safety Network. https://aviation-safety.net/database/record.php?id=19660101-0
- Palembang-Mahmud Badaruddin II Airport Profile. Aviation Safety Network. https://aviation-safety.net/database/airport/airport.php?id=PLM
- Dua Pesawat Milik Garuda Indonesia Bertabrakan, Seluruh Kru dan Penumpang Tewas pada 1 Januari 1966. Galamedianews. https://galamedia.pikiran-rakyat.com/humaniora/pr-351198309/dua-pesawat-milik-garuda-indonesia-bertabrakan-seluruh-kru-dan-penumpang-tewas-pada-1-januari-1966
Leave a Reply