Era Meiji (1868-1912) dan Taisho (1912-1926) jadi tonggak berdirinya negara Jepang modern. Meski sempat diwarnai terjadinya Pandemi Flu Spanyol dan The Great Kanto Earthquake, Jepang memperluas wilayahnya sebagai imbalan dari kemenangan sekutu di Perang Dunia ke-1. Fase permulaan ini jadi latar dalam 2 anime: Kitsutsuki Tanteidukoro (Woodpecker Detective Office) dan Kimetsu No Yaiba (Demon Slayer).
Jepang yang kita saksikan sekarang sebagai negara maju di berbagai bidang, terutama teknologi, ternyata pernah mengalami fase keterbelakangan. Dimana penguasa negeri menutup diri (lockdown) dari pengaruh luar. Melarang orang asing masuk, kalopun diizinkan hanya sebatas untuk berdagang saja, dan warganya nggak boleh bepergian ke luar negeri. Kalo ketauan akan dikenakan hukuman berat.
Zaman keterbelakangan itu seringkali disebut sebagai Zaman Feodal. Dimana sekalipun Kaisar menjadi pemimpin tertinggi tapi dalam praktiknya yang menjalankan ialah Keshogunan. Periode ini berlangsung sampai naiknya Kaisar Meiji ke tahta kekuasaan negara matahari terbit pada tahun 1968. Di sinilah Jepang mulai berbenah menuju sebuah negara modern lewat Restorasi Meiji.
Pengaruh budaya barat mulai masuk sedikit demi sedikit. Termasuk dari tata cara berpakaian dan penampilan yang mulai mengadopsi barat. Nggak hanya itu Jepang di zaman ini mulai membuka sekolah-sekolah dengan kurikulum yang lebih modern dan tentunya mulai melek teknologi. Militer dimodernisasi dari samurai menjadi tentara dengan persenjataan modern.
Di bidang teknologi, khususnya Transportasi Publik, di sinilah kereta api pertama kali beroperasi di negeri Sakura. Memang diakui Indonesia udah duluan punya, tapi saat ini Jepang jauh meninggalkan dalam hal perkeretaapian. Moda transportasi lain seperti mobil juga mulai masuk Jepang di era ini.
Era Meiji Taisho dan Momen Bersejarah Jepang
Satu hal yang pasti ialah Restorasi Meiji yang mengantarkan Jepang menjadi bangsa yang jauh lebih modern dan melek teknologi. Namun ada momen lain yakni kemenangan Jepang pada Russo-Japanese War 1904-1905. Jadi salah satu bukti kemajuan dalam bidang militer. Bukan hanya itu, kemenangan di Vladivostok itu menjadi inspirasi bagi negara-negara Asia lainnya untuk membebaskan diri dari penjajahan bangsa Eropa.
Modernisasi Jepang berlanjut di Era Taisho (1912-1926). Di sini terdapat beberapa momen bersejarah seperti Perang Dunia ke-1, Pandemi Flu Spanyol, hingga The Great Kanto Earthquake. Sebagai negara yang bergabung dalam blok sekutu dan jadi pemenang Perang Dunia ke-1, Jepang berhak mendapatkan wilayah Qingdao Tiongkok dari tangan Jerman. Selain itu Kepulauan Caroline, Mariana dan Marshal di Pasifik. Juga memperkuat pengaruh ekonomi di Manchuria dan Mongolia pada tahun 1919.
Namun kejayaan tersebut diiringi oleh 2 musibah terjadi di periode tersebut yakni Pandemi Flu Spanyol di tahun 1918 yang mirip Pandemi Covid-19 saat ini. Meskipun memakan banyak korban jiwa, Flu Spanyol hilang begitu saja tanpa ditemukan vaksin. Musibah besar lainnya ialah The Great Kanto Earthquake (1923). Salah satu gempa bumi terburuk dalam sejarah makan korban 140.000 jiwa.
Korban jiwa tersebut bukan cuma akibat gempa berkekuatan 7,9 SR yang berhasil meluluhlantak Tokyo dan Yokohama, tapi juga kebakaran yang ditimbulkan sebagai akibat dari gempa tersebut. Kebakaran itu yang melipatgandakan jumlah korban. Itulah kenapa bila terjadi gempa kita diwajibkan mematikan api karena api jauh lebih berbahaya daripada gempa itu sendiri.
Terlepas dari momen memilukan itu, bisa dibilang di era Taisho Jepang semakin maju. Salah satunya di bidang politik dimana Demokrasi mulai diperkenalkan. Karenanya di zaman ini pula mulai masuk paham Sosialis dan Komunis sebagai efek dari euforia Revolusi Bolshevik. Adapun bidang militer, era Taisho merupakan peletakkan dasar sebuah kesatuan militer yang kuat dan ekspansionis di era Showa kelak.
Era Meiji Taisho jadi Latar Anime Woodpecker Detective Office dan Demon Slayer
Dalam kultur modern, era Meiji Taisho nggak jarang menjadi latar dalam manga yang kemudian diadaptasi ke dalam anime. Salah satunya ialah Woodpecker Detective Office (Kitsutsuki Tanteidukoro). Mengambil latar pada era Kaisar Meiji, bercerita tentang sosok detektif bernama Ishikawa dan rekannya Kindaichi. Keduanya saling membantu memecahkan kasus-kasus pembunuhan yang kadang pelik.
Di situ terlihat sekali bagaimana Jepang di awal-awal modernisasi. Cara berpakaian sekalipun mulai memperkenalkan ala barat, tapi masih tetap mempertahankan pakaian tradisional seperti kimono dan sejenisnya. Namun demikian kita bisa melihat perkembangan teknologi yang ada. Salah satu contoh ialah moda transportasi tram yang memang pernah berjaya di Jepang, khususnya Tokyo.
Manga dan Anime terlaris saat ini, Demon Slayer (Kimetsu No Yaiba), mengambil latar era Taisho. Nggak diketahui secara pasti tahun berapa. Intinya Taisho disebut ketika karakter utama Tanjiro Kamado tengah mengikuti ujian akhir menghadapi Iblis Mutant yang memiliki banyak tangan sebelum bergabung ke Demon Slayer Corps. Momen itu Tanjiro sempat berkata kepada si iblis, “Saat ini sudah era Taisho”.
Hanya saja senjata yang digunakan Demon Slayer Corps masih berupa katana yang dimodifikasi dengan kekuatan matahari (Nijirin Katana). Tujuannya supaya efektif melumpuhkan iblis yang memang punya kelemahan akan hancur bila terkena sinar matahari. Padahal di era Taisho, Jepang udah punya tentara modern dengan senjata api tentunya. Bahkan telah memenangkan Russo-Japanese War dan Perang Dunia ke-1.
Di era Taisho sendiri, membawa katana ke tempat umum dianggap sebagai tindakan ilegal. Aturan itu udah berlaku sejak era Meiji dimana Jepang mulai mengenal persenjataan modern. Bukti di episode ke-26 ketika Inosuke seruduk gerbong kereta lalu secara tak sengaja Zenitsu dan Tanjiro sedikit memperlihatkan katana tersebut kepada petugas keamanan. Terjadilah kejar-kejaran sebelum akhirnya mereka bertiga berhasil naik ke Mugen Train.
Sedikit info, Mugen Train memang ada di dunia nyata. Kereta tersebut ada di Kyoto Railway Museum. Terutama lokomotif jenis 8630. Mulai diproduksi pada tahun 1914 oleh Kisha Seizo. Salah satu lokomotif yang berhasil dibuat sendiri oleh Jepang setelah sebelumnya mendatangkan unit dari Inggris (salah satunya ada di The Railway Museum Saitama).
Baik Woodpecker Detective Office maupun Demon Slayer sama-sama mengambil setting di Tokyo. Ryunkaku (Twelve-Storeys Tower) di Asakusa jadi latar dalam kedua anime ini. Khusus Demon Slayer tempat ini jadi setting pertemuan pertama kali antara Tanjiro Kamado dan Muzan Kibutsuji, sosok iblis yang telah menghabisi seluruh keluarganya dan hanya menyisakan adik perempuannya bernama Nezuko Kamado (itupun dirubah jadi iblis).
Bukan itu aja, Ryunkaku diperlihatkan ketika Tanjiro selesai makan malam, bersama Nezuko bertemu Yorichi, sosok iblis baik hati (tapi agak rese). Mereka lantas bersama-sama menemui Lady Tamayo, iblis baik yang juga berprofesi sebagai dokter.
Bisa dibilang Ryukanku merupakan landmark Tokyo di masa lalu, sebelum ada Tokyo Tower dan Tokyo Skytree. Sayang tower di Asakusa ini sekarang udah nggak ada. Termasuk salah satu yang terdampak parah dalam The Great Kanto Earthquake. Hingga akhirnya tower ini dirobohkan.
Referensi
5 Fakta Pandemi Flu Spanyol yang Juga Pernah Melanda Indonesia. Detik Health. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5115092/5-fakta-pandemi-flu-spanyol-yang-juga-pernah-melanda-indonesia
Great Kanto Earthquake 1923. Japan Guide. https://www.japan-guide.com/a/earthquake/
Meiji Period Japan History. Japan Visitor. https://www.japanvisitor.com/japanese-culture/history/meiji-japan-history
Ryounkaku (Twelve-Storeys Tower), Asakusa. Old Tokyo. http://www.oldtokyo.com/ryounkaku-twelve-storeys-tower-asakusa/
Taisho & Early Showa Japan History. Japan Visitor. https://www.japanvisitor.com/japanese-culture/history/taisho-japan-history
Leave a Reply