Hari Penerbangan Nasional 27 Oktober 2020

Hari Penerbangan Nasional diperingati setiap tanggal 27 Oktober. Ini agak berbeda dengan HUT TNI AU 9 April. Kenapa bisa beda? Sehari jelang peringatan Sumpah Pemuda di Jogja, Komodor Udara Adisucipto menerbangkan pesawat peninggalan Jepang yang telah memakai bendera merah putih di atas langit Maguwo Jogjakarta. Di tahun ke-75 masih berkutat dengan Pandemi Covid-19

Sebelumnya hari penerbangan nasional diperingati bersamaan dengan HUT TNI AU tanggal 9 April. Terutama pada periode 1961-1973. Padahal berdasarkan penelitian sejarah tak ada aktivitas yang berkaitan dengan penerbangan perdana di langit Indonesia kala itu.

Tak ada data atau fakta tentang hari penerbangan. Bahkan serangan udara pertama atas kedudukan Belanda pasca Agresi Militer 1 justru terjadi pada 29 Juli 1947 yang dalam perkembangannya ditetapkan jadi Hari Bakti TNI AU.

Adapun 9 April 1946 adalah pengembangan lanjutan dari TRI Jawatan Penerbangan menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) atau yang sekarang kita kenal dengan nama TNI AU. Sejarahnya sendiri dimulai dari pembentukan BKR tanggal 23 Agustus 1945. Kemudian berubah nama jadi TKR Jawatan Penerbangan pada 5 Oktober 1945 dibawah pimpinan Komodor Suryadi Suryadarma.

Fungsi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) ditingkatkan lagi jadi Tentara Republik Indonesia (TRI) 23 Januari 1946. Otomatis terjadi perubahan lagi ke TRI Jawatan Penerbangan. Baru pada 9 April 1946 TRI Jawatan Penerbangan dihapus dan diganti jadi Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) atau TNI AU. Karenanya tanggal 9 April ditetapkan sebagai Hari Lahir TNI AU.

Hari Penerbangan Nasional Ditandai Momen Terbang Keliling Maguwo

Meski demikian tanggal 9 April juga sempat ditetapkan sebagai Hari Penerbangan Nasional terutama periode 1961-1973. Berdasarkan penelusuran sejarah tadi tak ada momen penerbangan di tanggal itu. Justru yang ada ialah peningkatan fungsi TRI Jawatan Penerbangan menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) atau TNI AU. Hanya perubahan nama dan peningkatan fungsi. Sehingga mulai 1974 tanggal 9 April ditetapkan sebagai HUT TNI AU.

Hari Penerbangan Nasional bermula ketika tanggal 27 Oktober 1945. Dalam rangka membangkitkan semangat sumpah pemuda yang tanggalnya jatuh sehari kemudian. Pangkalan Udara Maguwo di Jogja pada saat itu dalam kondisi sangat sibuk. Seperti sedang mempersiapkan sebuah penerbangan yang direncanakan.

Komodor Udara Adisucipto berhasil menerbangkan Tjureng, pesawat tempur peninggalan Jepang, mengelilingi langit sekitaran Pangkalan Udara Maguwo. Keberhasilan ini mengundang decak kagum para perwira. Karena saat itu Komodor Udara Adisucipto adalah satu-satunya pilot yang bisa menerbangkan pesawat.

Pesawat peninggalan Jepang yang diterbangkan Komodor Adisucipto telah menggunakan lambang bendera merah putih. Sehingga otomatis menjadi milik Indonesia. Inilah untuk kali pertamanya sebuah pesawat Indonesia mengudara di langit Indonesia. Meski statusnya adalah pesawat rampasan peninggalan Jepang.

75 Tahun Penerbangan Nasional Ditengah Pandemi Covid-19

Sayangnya momen peringatan 75 tahun Penerbangan Nasional kali ini di saat Indonesia (dan dunia tentunya) masih bergelut dengan Pandemi Covid-19 yang sudah hampir satu tahun. Diakui atau nggak wabah ini sangat memukul dunia penerbangan. Dulu waktu virus pertama kali ditemukan di Wuhan aja udah mulai kena dampak. Di antaranya penutupan rute penerbangan menuju Wuhan. Meski dari Indonesia belum ada rute langsung, dan transit dulu misalnya di Kuala Lumpur, Beijing, atau Hong Kong.

Sekalipun berdarah-darah maskapai penerbangan Indonesia masih bisa selamat lewat rute domestik. Pemerintah sendiri membantu dengan memberikan diskon tiket dari sejumlah bandara. Untuk menggairahkan kembali penerbangan nasional. Meski di sisi lain minat untuk terbang masih terbilang minim karena kaitannya dengan kewajiban Test Covid-19 (Rapid Test atau Swab Test).

Ada sedikit titik terang dimana mulai November 2020 mendatang Vaksin sudah mulai ada dan diedarkan di masyarakat. Semoga aja keberadaan 3 jenis vaksin yang didatangkan dari Tiongkok (Sinovac, Sinopharm, Cansino) bisa menggairahkan kembali penerbangan Nasional, sekalipun masih menerapkan protokol kesehatan.


Referensi



Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *