Kecelakaan Garuda di Mumbai tanggal 28 Mei 1968 atau 52 tahun yang lalu. Pesawat jenis Convair CV-990 jatuh 4,5 menit setelah take off dari Bandara Internasional Mumbai (BOM). Seluruh penumpang dan kru tewas ditambah satu orang di darat. Jatuhnya pesawat akibat kesalahan pengisian bahan bakar.
Pendahuluan
Musibah penerbangan yang tak banyak diketahui orang. Khususnya yang melibatkan maskapai penerbangan kebanggaan nasional, Garuda Indonesia. Pastinya bicara tentang kecelakaan pesawat khususnya Garuda Indonesia akan tertuju ke Sibolangit dan Jogja.
Dua musibah tersebut yang cukup menyita perhatian publik. Terutama kejadian di Sibolangit yang menewaskan semua penumpang sebagai dampak dari kabut asap di Sumatera pada tahun 1997. Pesawat dengan nomor penerbangan 152 menabrak tebing menjelang pendaratan di Bandara Polonia Medan (sekarang Lanud Soewondo).
Begitu juga kecelakaan Flight 200 di Jogja. Termasuk satu dari rentetan tragedi penerbangan yang terjadi di tahun 2007. Pasca insiden yang melibatkan satu armada Boeing 737-400 Garuda Indonesia tersebut, semua maskapai Indonesia dilarang terbang melintas di wilayah Uni Eropa.
Namun ada satu tragedi kecelakaan pesawat Garuda Indonesia yang terlupakan. Padahal pesawat ini sedang melayani rute penerbangan legendaris dan punya sejarah panjang sejak era kolonial. Kejadiannya di tahun 1968 dengan lokasi di India.
Kecelakaan Garuda di Mumbai dalam Perjalanan Menuju Amsterdam (AMS)
Pesawat jenis Convair CV-990A merupakan armada jet pertama yang dimiliki oleh Garuda Indonesia Airways (GIA) pada saat itu. Diketahui bahwa Garuda memiliki 3 buah CV-990A dengan nomor registrasi PK-GJA, PK-GJB dan PK-GJC.
Pesawat ini merupakan produksi terakhir dari CV-990A dan mulai mendarat di Bandara Kemayoran Jakarta pada tanggal 3 September 1963. Khusus PK-GJA, pesawat ini dinamai “Padjadjaran” dan sebelumnya pernah digunakan untuk membawa pulang WNI keturunan Ambon dari Amstredam menuju Jakarta.
Hingga akhirnya PK-GJA menjadi armada yang melayani rute penerbangan legendaris dari Bandara Kemayoran Jakarta (KMO) ke Bandara Schippol Amsterdam (AMS) dengan singgah di sejumlah kota seperti Mumbai, Karachi, Kairo dan Roma. Armada Convair-990A juga melayani penerbangan haji ke Jeddah, Saudi Arabia.
Rute Perjalanan Menuju Maut
Hari kelabu 28 Mei 1968 ketika pesawat Convair-990A Garuda Indonesia Airways (GIA) nomor registrasi PK-GJA sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Amsterdam.
Penerbangan ini dijadwalkan akan transit di 4 kota yakni Mumbai, Karachi, Cairo dan Roma. Sebelum tiba di tujuan akhir Bandara Schippol Amsterdam. Di hari naas itu pesawat baru menjalani tahap pertama dari keseluruhan penerbangan yakni Jakarta ke Mumbai.
Kecelakaan Pesawat di Mumbai Setelah Take Off
Sekitar jam 02.39 waktu setempat, pesawat take-off dari Bandara Internasional Mumbai untuk menjalankan tahap kedua penerbangan panjang tersebut menuju Karachi Pakistan. Sekitar 4,5 menit setelah take-off pesawat mengalami mati mesin pada saat terbang menuju ketinggian yang dituju.
Alhasil pesawat akhirnya menukik tajam nyaris vertikal dan hancur setelah menghantam pedesaan di Bilalpada, Maharashtra , Mumbai. 32 km sebelah utara Bandara Mumbai. Kecelakaan ini menewaskan seluruh 29 penumpang dan kru, ditambah seorang penduduk dan sebagian lainya mengalami cedera.
Kesalahan Pengisian Bahan Bakar
Dari hasil investigasi disebutkan bahwa Kecelakaan Garuda di Mumbai terjadi akibat kesalahan pengisian bahan bakar ketika transit di Mumbai.
Harusnya Kerosine Malah Benzine
Convair CV-990A merupakan jenis pesawat jet yang seharusnya diisi bahan bakar kerosine. Namun diketahui bahwa pihak bandara justru mengisinya dengan benzin biasa. Sehingga terjadilah mati mesin pada saat fase krusial take-off.
Mesin Mati Saat Take Off adalah Malapetaka
Tentunya mesin mati saat pesawat sedang menuju ke ketinggian jelajah sangat fatal. Sangat sulit untuk recover atau setidaknya gliding. Fix kalo udah gini jadinya malapetaka
Gliding ketika mati mesin hanya bisa dilakukan saat pesawat tengah dalam ketinggian jelajah (cruising altitude). Itupun pilot dituntut untuk fokus menjaga kecepatan agar jangan sampai stall (kehilangan daya angkat). Stall saat mesin mati jelas bisa berakibat sangat fatal.
Kasus yang dialami PK-GJA ketika dalam fase take off terus mati mesin. Pesawat jatuh menukik tajam dan menghantam daratan hingga hancur berkeping-keping. 15 penumpang dan 14 kru nggak satupun selamat. Bahkan ada seorang korban di desa.
Korban Kecelakaan Pesawat Garuda di Mumbai
Di antara korban kecelakaan Garuda di Mumbai India ialah Paula Putuhena, istri Menteri Kesehatan G.A. Siwambessy yang juga seorang ahli kimia Nuklir. Ketika itu Paula Putuhena sedang dalam perjalanan ke Belanda untuk memenuhi suatu undangan.
Sejatinya Tragedi Nasional
Tragedi ini sebetulnya masuk dalam sejarah kelam penerbangan nasional. Sekalipun TKP-nya di luar negeri melibatkan maskapai penerbangan nasional (nasional flag carrier) Garuda Indonesia.
Meski pada saat itu masih bernama Garuda Indonesia Airways (GIA). Sayangnya nggak banyak yang mengetahui tentang musibah ini. Bisa jadi karena minimnya referensi.
Kesimpulan
Kecelakaan pesawat di Mumbai 28 Mei 1968 melibatkan armada Convair 990A registrasi PK-GJA. Pesawat ini dikenal dengan nama Padjadjaran. Dalam perjalanan dari Bandara kemayoran Jakarta menuju Schippol Amsterdam (AMS).
Kecelakaan terjadi hanya beberapa saat setelah take off dari Bandara Mumbai di India. Penyebabnya ialah kesalahan pengisian bahan bakar pada saat transit dimana seharusnya diisi Kerosine. Seluruh penumpang dan kru tewas. Sejatinya masuk tragedi nasional. Sayang terlupakan begitu aja.
Referensi
Aviation Safety. https://aviation-safety.net/database/record.php?id=19680528-0
Crash of A Convair CV-900-30A-5 Near Bombai: 30 Killed. Bureau of Aircraft Accidents Archives. https://www.baaa-acro.com/crash/crash-convair-cv-990-30a-5-near-bombay-30-killed
Kecelakaan Pesawat Garuda di Mumbai India. Historia. https://historia.id/ekonomi/articles/kecelakaan-pesawat-garuda-di-mumbai-india-P0o7K
Leave a Reply