monkasel surabaya dari irian barat ke kalimas kri pasopati

Monkasel Surabaya : Dari Irian Barat ke Kalimas (KRI Pasopati)

Berdiri gagah di tepi Sungai Kalimas. Monkasel Surabaya asalnya adalah KRI Pasopati yang pernah menjadi armada tempur TNI AL. Didatangkan dari Uni Soviet dan pernah mengemban berbagai misi penting sampai mengakhiri kedinasan di tahun 1987. Kini jadi salah satu icon Kota Pahlawan.

Pendahuluan

Selain Wisata Kampung Peneleh, Surabaya masih menyimpan beragam destinasi wisata sejarah. Salah satunya sebuah monumen ikonik yang berada di pinggir Sungai Kalimas dan tepat di samping Plaza Surabaya. Bahkan nggak jauh dari Stasiun Surabaya Gubeng.

Ternyata monumen ini bukanlah sebuah replika. Karena sebelumnya udah pernah berdinas. Ini adalah sebuah kapal selam milik TNI AL yang telah ada sejak tahun 1962. Namun seiring perkembangan teknologi dan usianya yang telah uzur membuatnya harus purnatugas dan dimonumenkan di Kota Pahlawan.

Sebuah kapal selam yang berdiri dengan gagahnya di tengah Surabaya. Seolah mempertegas sebutan Kota Pahlawan. Kini menjadi destinasi wisata sejarah yang wajib dikunjungi. Seperti apakah kisah kapal selam tersebut? Gimana ceritanya bisa ada di tengah kota?

Monkasel Surabaya : Buatan Uni Soviet tahun 1960-an

Kapal selam tersebut kini kita mengenalnya dengan nama Monumen Kapal Selam (Monkasel). Memang boleh dibilang merupakan maskot kedua Kota Pahlawan setelah Patung Suro-Buoyo. Manakala menginjakkan kaki di Surabaya, belum lengkap rasanya kalo belum ke sini dan masuk ke dalamnya. Ini adalah kapal selam buatan Uni Soviet (Rusia) tahun 1960-an.

kri pasopati pertama kali tugas di palagan irian barat papua

Monkasel Surabaya : KRI Pasopati Dinas 1962 Hingga 1987

Monumen ini adalah KRI Pasopati. Sebuah kapal selam milik TNI AL yang pertama kali dibeli dari Uni Soviet awal dekade 1960-an. Baru aja dibeli kapal selam ini langsung mendapat tugas di Palagan Irian Barat (Papua) dalam rangka merebut kembali Irian Barat (Papua) dari tangan pemerintah Kolonial Belanda.

Kapal selam ini menjadi bagian dari Kesatuan Hiu Kencana yang terjun dalam operasi tersebut. Bertugas sebagai kapal pengintai dan menyusupkan infanteri ke tanah Papua yang masih dikuasai Belanda.

Setelah Palagan Irian Barat, KRI Pasopati pernah ikut berpartisipasi dalam misi membantu Pakistan ketika negara tersebut berperang dengan India. Kemudian menjadi bagian dari Operasi Seroja di Timor Leste tahun 1970-an. KRI Pasopati mengakhiri masa dinasnya pada tahun 1987. Hingga akhirnya purnatugas dan menjadi monumen di tepi Sungai Kalimas.

tugas terakhir tahun 1987 sebelum dijadikan monkasel surabaya

Monkasel Surabaya : Sensasi Menaiki Kapal Selam Jadul

Tentunya secara teknologi KRI Pasopati telah usang. Namun ketika mengunjunginya di Surabaya kita akan merasakan sensasi menaiki kapal selam jadul tersebut. Nampak bagian-bagian kapal selam masih sama seperti ketika masih beroperasi. Hanya saja ada penambahan AC Split untuk menambah kenyamanan pengunjung.

Namun ada beberapa bagian yang mesti dilewati penuh effort. Harus dengan menunduk dan meloncat. Sehingga bukan hanya sensasi jadulnya, kita juga seolah menjadi kru kapal selam itu sendiri.

Destinasi Wisata Sejarah Wajib (Dekat Stasiun Surabaya Gubeng)

Sebagai destinasi wisata sejarah dan ikon Kota Surabaya, rasanya ada yang kurang kalo belum ke sini ketika mengunjungi Surabaya. Apalagi dengan posisi yang sangat strategis. Dekat dengan Stasiun Surabaya Gubeng dan percis di sebelah Plaza Surabaya.

Dari Stasiun Surabaya Gubeng kamu tinggal keluar melalui pintu barat (Gubeng Lama). Setelah itu menyeberang jalan raya, melewati jembatan, dan Monkasel terlihat dari Jembatan. Tinggal ikuti jalan aja kamu udah sampai.

Kesimpulan

Monkasel Surabaya adalah monumen kapal selam KRI Pasopati yang pernah jadi bagian dari armada tempur TNI AL. Didatangkan dari Uni Soviet, pernah beroperasi di Palagan Irian Barat, membantu Pakistan, operasi Seroja, hingga purnatugas pada tahun 1987. Kini menjadi destinasi wisata sejarah wajib di Kota Surabaya. Sekaligus mempertegas posisi sebagai Kota Pahlawan.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *