Mudik Lebaran 2021, ritual tahunan masyakarat Indonesia dan momen panen pelaku usaha ticketing online. Namun sepertinya di tahun 2021 belum akan terjadi. Mengingat jatah vaksin Covid-19 untuk masyarakat umum baru bisa diberikan mulai April 2021 nanti. Belum lagi kebijakan pemerintah dalam hal itu nantinya kita juga nggak tau. Secara tiap abis libur panjang kasus positif mesti ngegas dan faskes nyaris collapse.
Tradisi yang tahun lalu hilang gegara adanya kebijakan PSBB ketat dan larangan dari pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Usaha jasa pariwisata dan ticketing online yang biasanya panen malah pada boncos. Begitu juga operator sekelas PT. KAI untuk pertama kalinya sejak 2008 harus merasakan kerugian dalam jumlah nggak main-main akibat pembatalan angkutan penumpang. Termasuk kereta lebaran.
Intinya 2020 udah cukup bikin usaha jasa pariwisata dan transportasi umum berdarah-darah. Sekalinya PSBB dilonggarin juga nggak terlalu banyak ngaruh. Karena toh kapasitas angkut juga dibatasi. Nggak boleh ngangkut full 100% dan harus ada syarat bebas Covid-19 dalam bentuk hasil Rapid Test atau PCR Test. Kebanyakan orang masih agak malas untuk traveling di tengah pandemi.
Mudik Lebaran 2021 Bisa Jadi Masih Ditiadakan
Gimana untuk 2021 ini? Kalo diliat dari hitungan kalender sih, pertengahan Januari harusnya pemesanan tiket kereta api lebaran udah mulai dibuka. Cuma masalahnya apakah orang akan antusias di saat masih harus menyertakan surat keterangan bebas Covid-19? Belum lagi sekarang test-nya lebih ditingkatin jadi Rapid Test Antigen yang tarifnya bisa mencapai Rp 250.000,00. Mau lebih akurat ada PCR Test Rp 900.000,00.
Masa berlakunya juga diperpendek. Rapid Test Antigen biasanya bisa dipake hingga 14 hari sekarang cuma berlaku 3 hari saja. Hitungannya kalo rencana di kampung sepekan berarti baliknya harus di test lagi. Itu aja udah keluar sekitar Rp 500.000. Walaupun tiket keretanya mungkin cuma Rp 62.000,00 (KA Kutojaya Selatan).
Pengalaman beberapa kali liburan panjang di 2020 termasuk momen Nataru kemarin selalu diikuti dengan meningkatnya jumlah konfirmasi Positif Covid-19. Di pekan pertama PPKM aja udah cetak rekor 14.000 an kasus positif. Meski sebenarnya hal tersebut udah diprediksi oleh Kementerian Kesehatan. Corona ngegas di saat yang sama kapasitas Faskes ikutan kritis. Di beberapa daerah udah dibilang collapse. Banyak pasien meninggal karena nggak sempat mendapatkan perawatan medis sebagaimana mestinya.
Makanya berdasarkan pengalaman itu tadi, bisa jadi Mudik Lebaran 2021 akan kembali ditiadakan. Cuma bentuknya gimana ya? Mungkin aja seperti tahun lalu. Cuti bersama ditiadakan, jadi tanggal merahnya sebatas di hari raya itu aja. Tanggal 1 dan 2 Syawwal. Pemerintah juga bisa aja memperketat kembali PSBB karena momen lebaran itu biasanya dijadikan momen untuk kumpul-kumpul keluarga besar. Satu momen yang bisa jadi sebab tingginya kasus positif Covid-19.
Vaksin Covid-19 untuk Masyarakat Umum di Bulan April 2021
Sementara itu program Vaksinasi Covid-19 dan vaksin Covid-19 saat ini udah jalan dan beredar. Namun di 3 bulan pertama 2021 hanya diperuntukkan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan. Masyarakat Umum baru bisa mendapatkan Vaksin mulai April 2021. Itu juga baru sebatas yang usianya 18-59 tahun untuk merk Sinovac BioTech buatan Tiongkok. Seperti yang sekarang dipake untuk tenaga medis.
Maka dari itu, mengingat vaksin itu baru bisa didapat di bulan April atau sebulan sebelum Lebaran, momen mudik sepertinya belum akan terjadi tahun ini. Selain untuk mencegah ledakan kasus setelahnya, efektivitas vaksin baru akan terlihat setelah suntikan kedua. Dimana antibodi mulai terbentuk. Memperhitungkan hal tersebut nggak akan sampe ke hari lebarannya. Pas di harinya bisa aja antibodi belum terbentuk dengan sempurna.
Di sisi agen perjalanan wisata maupun operator mungkin akan tetap menjual tiket seperti biasa. Tapi untuk Vaksinasi, Rapid Test Antigen, dan semisalnya itu kembali ke masing-masing individu. Kalo memang bisa berangkat ya lanjut. Kalo nggak bisa berangkat, tinggal minta refund, dan menjadi urusan si pelanggan itu dengan pihak operator. Karena agen perjalanan hanya akan membantu sampai dengan tiket issued. Setelah itu menjadi tanggungan operator seperti KAI dan semisalnya.
Leave a Reply