Palestine Walk di area alun alun Kota Bandung hanyalah kawasan khusus pedestrian. Bukan nama jalan resmi. Namun dibalik keunikan tersebut terdapat satu pesan kepada dunia yakni Kemerdekaan Ialah Hak Segala Bangsa sesuai Pembukaan UUD 1945. Itu artinya dukungan untuk Palestina Merdeka.
Pendahuluan
Kawasan Alun-Alun kini udah sangat beda. Terlepas dari banyaknya laporan insiden kecopetan akhir-akhir ini. Meski Alun-Alun Bandung saat ini masih ditutup akibat Pandemi Covid-19 yang belum usai, masih ada area lain yang bisa dijajaki tanpa harus berkerumun. Salah satunya ialah pedestrian area di sebelah timur alun-alun tepat di depan bekas Palaguna Plaza yang sekarang udah rata dengan tanah.
Pedestrian area tersebut dikasih nama Palestine Walk. Sebetulnya sih ini bisa jadi bagian dari revitalisasi alun-alun dulu. Cuma sepertinya nama tersebut baru ada pada saat Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 tahun 2015 silam. Dimana Kota Bandung berbenah total. Terutama jalanan sekitar Museum Konferensi Asia Afrika dan Hotel Savoy Homan Bidakara.
Nggak hanya itu tugu air mancur di Parapatan Lima yang udah eksis dari tahun 1980-an diganti tugu baru yang isinya para peserta KAA. Sementara bangunan lama dipindah ke samping museum dekat kawasan alun-alun. Pokoke secara umum berbenah total. Meski nggak sedikit yang kondisinya udah rusak pada saat ini.
Palestine Walk, Pesan Perdamaian dan Dukungan Palestina Merdeka
Biasanya ngasih nama jalan itu ada filosofinya. Jadi nggak sembarangan. Udah sangat jamak kita menemukan jalan dikasih nama tokoh-tokoh berpengaruh seperti pahlawan nasional misalnya. Dalam rangka menghormati jasa-jasanya.
Nah untuk penamaan pedestrian area di depan ex-Palaguna Plaza ini kelihatannya mengandung dua pesan yang sama-sama jadi esensi penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) yakni Pesan Perdamaian dan Dukungan Palestina Merdeka.
Kita semua udah sangat familiar sama alenia pertama Pembukaan UUD 1945. Itu dibuktikan lewat dukungan untuk kemerdekaan Palestina. Negara tersebut mengalami penjajahan sejak tahun 1948 oleh sebuah negara yang diberi nama Israel. Oleh sebagian pihak negeri Zionis itu bahkan dianggap nggak ada sama sekali. Karena mencaplok tanah milik bangsa Arab Palestina.
Hanya saja dilihat dari latar belakang sejarah, kedatangan Yahudi ke Palestina hingga mendirikan sebuah negara bernama Israel tak lepas dari istilah “Tanah yang Dijanjikan” dan itu disebut Palestina yang ketika itu jadi wilayah Turki Usmani sebelum jatuh ke tangan Inggris. Lewat kolonialisasi Inggris tersebut makin mempermudah kedatangan bangsa Yahudi dari berbagai belahan terutama Eropa untuk mendirikan sebuah negara di sana.
Dari Inggris lantas dilanjut Israel, kondisi bangsa Palestina hingga kini masih terjajah dan jelas nggak sesuai dengan alenia pertama tadi. Sejatinya Palestina udah punya wilayah dan secara de facto negara tersebut udah berdiri.
Hanya untuk mendapat pengakuan secara de jure (legal hukum) itu yang masih dipersulit. Terutama oleh negara-negara barat yang membeking Israel dan tentu saja Israel nya sendiri. Walaupun kini udah diakui oleh PBB layaknya Vatikan, negara kecil ditengah-tengah Kota Roma Italia.
Selain dukungan untuk Kemerdekaan Palestina, keberadaan Palestine Walk ada pesan untuk perdamaian dunia. Tentunya kita semua ingin suasana damai dan kondusif supaya bisa beraktivitas dan berkarya. Kalo keadaan nggak aman udah tentu perekonomian nggak akan berputar. Karenanya untuk mencapai satu kemakmuran jelas dibutuhkan situasi dan kondisi yang aman, tenteram, dan terkendali. Intinya kondusif gitu.
Leave a Reply