Penerbangan Bandung idealnya jet, terutama untuk rute gemuk dan punya potensi wisata seperti Banyuwangi, Surabaya dan Palembang. Saat ini rute-rute tersebut masih dilayani pesawat jenis ATR-72 milik Citilink maupun Wings Air. Imbas kebijakan di tahun 2019. Namun sekarang pesawat jet domestik udah diizinkan balik ke Husein Sastranegara sehingga bisa aja diganti atau dikembalikan ke Boeing 737 atau Airbus A 320.
Sebelum tahun 2019 penerbangan domestik di Bandara Husein Sastranegara (BDO) didominasi pesawat jet dan hanya sebagian kecil rute yang menggunakan propeller sekelas ATR-72. Kita sering liat pesawat mulai dari Air Asia, Citilink, Lion Air, Garuda Indonesia hingga XpressAir wara-wiri di langit Kota Bandung. Menandai ramenya penerbangan dari bandara yang dulunya bernama Lapangan Udara Andir itu.
Selain rute domestik juga tersedia penerbangan Internasional tujuan Singapore dan Malaysia. Dilayani maskapai penerbangan Air Asia Benhard, Indonesia Air Asia, Malindo Air, dan Silk Air. Garuda Indonesia juga sempat membuka rute tujuan Singapore. Jadi selama masih bisa dijangkau pesawat tipe Boeing 737 Neo atau Airbus A 320 yang memang menjadi pesawat ukuran maksimum untuk bisa mendarat di Bandung.
Tahun 2019 Bandara Kertajati di Majalengka atau juga dikenal dengan nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) selesai dibangun. Bandara baru yang menelan investasi besar ini sejatinya diset untuk menampung limpahan traffic dari Bandara Soekarno Hatta (CGK) yang udah padat banget. Ternyata Kertajati juga direncanakan sebagai Gateway Jawa Barat yang baru menggantikan Husein Sastranegara (BDO).
Benar aja nggak lama setelah diresmikan semua penerbangan domestik dari Bandara Husein Sastranegara yang menggunakan pesawat Boeing 737 dan Airbus A 320 dipindahkan ke sana. Sehingga tinggal sisakan penerbangan internasional saja. Untuk domestiknya yang pake ATR 72 masih diizinkan terbang dan mendarat di sini. Kebijakan yang dinilai agak dipaksakan dan terburu-buru.
Pasalnya akses menuju Kertajati terbilang sulit, bahkan lebih sulit daripada ke Halim Perdanakusuma (HLP) dan Soekarno Hatta (CGK). Cuma tersedia Jalan Tol Cipali sehingga memakan waktu hingga 3 jam perjalanan. Itu artinya sama aja kaya ke Jakarta kan? Pasca pemindahan tersebut otomatis penerbangan dari Husein jadi sepi. Namun calon penumpang juga enggan memanfaatkan Kertajati dan lebih memilih terbang dari Jakarta.
Diganti Propeller Jenis ATR-72
Demi menjawab kebutuhan calon pelanggan, pihak otoritas setempat sempat memberi solusi dengan membuka kembali rute penerbangan seperti Bandung – Surabaya dan Bandung – Palembang. Cuma bedanya pesawat yang dipake ialah propeller jenis ATR-72 yang ukurannya lebih kecil daripada Boeing atau Airbus.
Beberapa maskapai seperti Citilink, Garuda Indonesia, dan Wings Air coba mengambil peluang ini dimana mereka juga mengoperasikan ATR-72. Wings AIr juga membuka rute Bandung – Banyuwangi demi mengambil peluang sektor Pariwisata yang sedang dikembangkan di sana.
Sayang nggak banyak calon pelanggan yang minat dengan pesawat ATR-72. Terutama harga tiketnya yang kurang kompetitif. Memang nggak heran sih tiketnya lebih mahal secara ukuran pesawatnya kecil, jumlah penumpang lebih sedikit, lebih sensitif ke berat barang bawaan, ditambah maintenance lebih rumit dibanding pesawat jet. Untuk Bandung-Surabaya aja tiketnya bisa tembus 1 juta. Padahal dengan jet masih bisa di kisaran 400-700 ribuan.
Di sisi lain rute penerbangan pindahan yang terbang dari Kertajati pun sepi penumpang. Keberadaan bus gratis dari Bandung seperti nggak ngasih solusi apapun untuk menghidupkan Kertajati. Alhasil pihak maskapai akhirnya terpaksa menutup rute-rute pindahan tersebut karena sepi. Sementara biaya operasional jalan terus ada atau nggak ada penumpang.
Bukti Penerbangan Bandung Idealnya Jet
September 2020 Kementerian Perhubungan memberi angin segar. Di tengah wabah Covid-19 yang masih berlangsung dan memukul dunia penerbangan, pesawat jet untuk rute domestik diizinkan kembali ke Bandara Husein Sastranegara Bandung (BDO).
Kecuali rute-rute yang terlanjur dilayani ATR-72, Citilnk, Garuda Indonesia dan Lion Air akhirnya membuka penerbangan dari Bandung ke Balikpapan, Banjarmasin, Denpasar, Makassar, hingga Medan. Menggunakan jet Boeing 737-800 dan Airbus A 320. Husein Sastranegara kini rame lagi. Meski penerbangan internasional nya masih belum dibuka lagi imbas Covid-19.
Nah gimana nasib rute seperti Bandung-Surabaya dan Bandung-Palembang yang sejak 2019 dilayani oleh pesawat ATR-72 milik Citilink dan Wings Air? Terutama untuk membuat harganya jadi kompetitif seperti sediakala? Harusnya sih kembaliin aja lagi rute-rute itu jadi pake pesawat jet yang bisa membawa lebih banyak penumpang dan maintenance-nya nggak serumit propeller.
Rute ke Surabaya itu termasuk gemuk lho. Meski di sisi lain masih ada layanan transportasi darat seperti bus dan kereta api. Minat calon pelanggan untuk naik pesawat sejatinya terbilang tinggi. Terutama untuk segmen penumpang bisnis. Bagi mereka yang ingin berwisata juga sama. Ingin cepat sampe di tujuan dengan harga terjangkau. Makanya Penerbangan Bandung ke Surabaya idelanya pake Boeing 737-800 atau A 320.
Sama juga untuk Palembang. Sebelumnya kan pernah pake Boeing 737. Karenanya lebih bagus pake aja lagi pesawat jet supaya harga tiketnya bisa kompetitif. Adapun Banyuwangi saat ini penerbangan ke sana masih tutup. Namun ke depan mungkin aja dibuka lagi. Nah ini juga bagusnya pake jet, secara pariwisata Banyuwangi kini sedang berkembang.
Leave a Reply