Tragedi Air France 447, kecelakaan pesawat jenis Airbus A330-300 tanggal 1 Juni 2009 di Samudera Atlantik. Terjadi akibat kesalahan pilot dalam menangani trouble dan stall recovery. Selain cuaca buruk dan masalah teknis ikut berperan. Seluruh 228 penumpang dan kru tewas dalam musibah ini.
Sebuah kecelakaan pesawat fatal dan sempat menghebohkan dunia penerbangan terjadi 11 tahun silam. Tragisnya lagi menimpa jenis pesawat yang diklaim termasuk paling canggih dan aman. Airbus A330-200 bukanlah pesawat usang. Bahkan dilengkapi teknologi dan sistem terkomputerisasi yang membuatnya jadi aman untuk diterbangkan.
Lantas kenapa si burung besi canggih itu bisa celaka? Jatuh di sebuah kawasan terpencil Samudera Atlantik yang memisahkan benua Amerika dan Afrika?
Flight 447 Tak Terpantau Radar dan Tak Bisa Dikontak
Air France 447 merupakan penerbangan reguler antara Rio De Jainero Brazil dan Paris Prancis. Boleh dibilang trans atlantik juga. Cuma bedanya rute yang diambil agak ke selatan. Jadi setelah menyeberangi lautan Atlantik, pesawat akan masuk ke benua Afrika dibawah kontrol ATC Senegal. Sebelum masuk ke wilayah Eropa dan siap untuk mendarat di Paris.
1 Juni 2009 flight 447 take off dari Rio de Jainero jam 19.00 waktu setempat. Menempuh perjalanan trans atlantic selama kurang lebih 11 jam menuju Paris (ETA 18.50 LT). Pesawat jenis Airbus A330-200 tersebut terbang dibawah komando Kapten Marc Dubois (58) dibantu co-pilot Pierre-Cedric Bonin (32). Ditambah satu kru cadangan David Robert (37) yang masih berstatus co-pilot.
Sekitar jam 1.51 dini hari pesawat melakukan kontak terakhir dengan ATC Brazil sebelum menyeberang Samudera Atlantik dan memasuki area blackspot diluar jangkauan radar di situ. Pesawat baru akan kontak lagi jam 3.45 dengan ATC Senegal. Namun yang terjadi ketika waktunya sudah tiba, Flight 447 belum terlihat di radar Senegal. Coba dikontak tapi tak ada respon.
Otoritas setempat mulai mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan. Begitupun ketika sudah seharusnya masuk wilayah udara Prancis, pesawat tak juga bisa dikontak. Hingga akhirnya pihak Air France mengumumkan bawah mereka hilang kontak dengan Flight 447. Pesawat dikhawatirkan jatuh di Samudera Atlantik ketika melintas di area blankspot itu.
Baru 5 hari kemudian bagian pesawat dan beberapa korban ditemukan di tengah lautan Atlantik. Flight 447 dipastikan jatuh dan menewaskan semua 228 penumpang dan kru. Termasuk 3 pilotnya. Butuh waktu 2 tahun untuk memecahkan.
Terbang Trans-Atlantic Dalam Cuaca Buruk
2 tahun lamanya akhirnya blackbox berhasil diangkat dari dasar lautan. Hanya itu satu-satunya kunci untuk memecahkan misteri Tragedi Air France 447. Bagaimana bisa pesawat secanggih Airbus A330-200 yang bahkan diklaim bisa terbang sendiri dan paling aman mengalami kecelakaan fatal dan menewaskan semua yang ada di dalamnya.
Akhirnya ketahuan juga penyebab jatuhnya Flight 447. Pada fase awal penerbangan nggak terlalu banyak masalah. Semuanya berlangsung normal. Keadaan mulai berubah ketika pesawat hendak melintasi Samudera Atlantik dan memasuki wilayah Garis Khatulistiwa (Equator). Di area ini cuaca sangat sulit ditebak. Seringkali terjadi awan Cumulonimbus (CB) disertai petir.
Awan Cumulonimbus (CB) hingga kini masih jadi momok buat pilot. Ketika pesawat masuk ke deretan CB pastinya akan mengalami guncangan. Karenanya banyak pilot berusaha untuk menghindari CB. Kalopun terpaksa lewat akan berusaha untuk meminimalisir guncangan.
Nah di malam naas 1 Juni 2009 itu Flight 447 terbang dalam cuaca buruk, jalur penerbangan yang diselibuti CB dan terjadi badai petir (Thunderstorm).
Tragedi Air France 447: Cuaca Buruk, Masalah Teknis, hingga Pilot Error
Berdasarkan data blackbox, terungkaplah penyebab Tragedi Air France 447 di Samudera Atlantik. Cuaca buruk punya peran dalam insiden ini. Meski seharusnya pesawat secanggih Airbus A330-200 bisa mengatasi hal tersebut. Penyebab kedua ialah masalah teknis.
Di malam nahas tersebut air-speed indicator sempat mengalami masalah. Itupun efek dari cuaca buruk ketika masuk area Khatulistiwa. Dimana banyak turbulence, CB dan badai petir. Menyebabkan sensor vital pesawat, pitot tube mengalami icing dan akhirnya mengalami trouble. Seharusnya masalah ini bisa diatasi dengan cara tetap terbang stabil. Ketika cuaca membaik es yang menutupi pitot tube akan cair dan sensor berfungsi lagi.
Penyebab ketiga dan inilah yang paling utama dalam kecelakaan yang menewaskan 228 penumpang tersebut. Diketahui pesawat dikendalikan oleh co-pilot Pierre-Cedric Bonin yang masih minim pengalaman. Kapten Dubois ketika itu sedang dalam fase istirahat dan menyerahkan kendali pada co-pilot Bonin dengan tujuan menambah jam terbang. Bersama Bonin ada co-pilot David Robert (37) yang juga belum terlalu berpengalaman.
Jadilah pesawat benar-benar dibawah kendali co-pilot. Ketika terjadi masalah dan cuaca buruk di jalur penerbangan yang dilewatinya, co-pilot Dubois menarik side-stick ke belakang. Itu artinya pesawat dalam posisi climb (naik). Ditarik terus-terusan hingga menurunkan kecepatan pesawat. Akhirnya terjadilah Stall.
Nah fase Stall bila tak ditangani dengan baik bisa berakibat fatal. Harusnya bila diketahui pesawat mengalami stall maka cara untuk recovery-nya ialah mendorong side stick untuk menambah kecepatan pesawat. Setelah berhasil terecovery dengan baik biarkan pesawat stabil dalam posisi neutral setelahnya baru dinaikkan pelan-pelan untuk mengembalikan ketinggian.
Namun yang terjadi di malam itu dalam kondisi stall side-stick malah terus ditarik. Ketika Kapten Dubois kembali ke kokpit dan mencoba menangani situasi semua sudah terlambat. Pesawat jatuh dan langsung pecah ketika menghantam lautan.
Belajar dari Tragedi Air France 447
Setiap musibah pasti ada pelajaran yang bisa kita ambil. Termasuk kecelakaan pesawat yang memakan korban 228 orang tersebut. Salah satunya ialah perlunya pelatihan untuk menangani gangguan teknis seperti bila sensor pesawat tiba-tiba bermasalah gegara Pitot Tube membeku dan ketika pesawat mengalami Stall atau kehilangan daya angkat.
Disamping itu perlu juga diadakan perbaikan terutama dalam crew management. Seorang kru yang masih minim jam terbang memang perlu menambah lagi jam terbangnya. Namun jangan pernah dibiarkan berjuang sendiri terutama dalam situasi krusial apalagi menyangkut keselamatan banyak orang. Di malam tragedi Air France 447 Co-Pilot Bonin hanya didampingi oleh Robert yang juga berstatus co-pilot dengan pengalaman belum sebanyak kapten Dubois.
Daftar Pustaka
Air France 447. Air Crash Investigation HD (YouTube). https://www.youtube.com/watch?v=l1TKe5vmxX0
Final Air France 447 Report: Pilots Misunderstood Their Situation. The Atlantic. https://www.theatlantic.com/international/archive/2012/07/final-air-france-447-report-pilots-misunderstood-their-situation/326270/ (Include Photo)
Report: Air France 447 Crashed Due To Faulty Sensors, Pilot Error. NPR. https://www.npr.org/sections/thetwo-way/2012/07/05/156303873/crash-report-confirm-air-france-447-crashed-due-to-faulty-sensors-pilot-error
Teriakan Terakhir Pilot Saat Air France 447 Celaka: Matilah Kita! Liputan 6. https://www.liputan6.com/global/read/2118802/teriakan-terakhir-pilot-saat-air-france-447-celaka-matilah-kita
Leave a Reply