tugu golong gilig jogja sekarang jadi simbol pal putih

Tugu Golong Gilig Jogja (Pal Putih) : Sekarang Jadi Simbol

Tugu Golong Gilig Jogja (sekarang Pal Putih) ternyata bukan sekedar bagian dari sumbu filosofis. Lebih dari itu merupakan wujud dari persatuan antara rakyat dengan pemimpinnya. Namun gempa bumi besar nyaris membuatnya hancur. Kemudian direnovasi menjadi Pal Putih dan Simbol Jogja.

Pendahuluan

Nggak ada satupun dari kamu yang nggak mengenal bagian sumbu filosofis yang satu ini. Sebuah tugu berwarna putih yang menjadi iconnya Yogyakarta. Jadi kalo berbicara tentang Jogja dan segala eksotismenya pasti tugu ini nggak akan bisa lepas bahkan dilupakan begitu saja.

Namun adakah dari kamu yang mengetahui bahwa tugu ini ternyata bukan sekedar bagian dari sumbu filosofis? Hingga pada akhirnya menjadi simbol utama Yogyakarta.

Tugu Golong Gilig Jogja : Kaitannya dengan Panggung Krapyak

Sebelum ini kita telah membahas tentang Panggung Krapyak. Bagian dari sumbu filosofis yang terletak di sebelah selatan Kraton Jogja. Sayangnya Panggung Krapyak seolah terlupakan. Secara posisinya memang bukan di jalan raya utama. Sedangkan Tugu Golong Gilig Jogja itu ada di jalan utama.

Namun sebetulnya antara Tugu dengan Krapyak itu merupakan satu kesatuan yang nggak bisa dipisahkan. Menurut agama Hindu, Krapyak itu simbol dari wanita sedangkan Tugu adalah prianya. Dengan kata lain sepasang raja dan ratu.

Karena itu keduanya berpasangan. Kesultanan Ngayogyakarta sebagai salah satu penerus Mataram memang merupakan Kesultanan Islam. Tetapi ada beberapa hal yang merupakan akulturasi dari budaya lain. Termasuk agama Hindu dan Kejawen.

wujud asli ada di belakang berbetuk replika dan aslinya lebih tinggi

Tugu Golong Gilig Jogja : Simbol Harmonisasi yang Nyaris Hancur Akibat Gempa Bumi

Tugu ini dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I. Setahun setelah berdirinya Kesultanan Ngayogyakarta. Tepatnya pada tahun 1756.

Bentuk Silinder (Golong) dan Bola (Gilig)

Bangunan tugu waktu itu berbeda dengan yang ada sekarang. Tugu yang asli memiliki tinggi 25 meter. Berbentuk silinder (golong) dan bulatan atau bola (gilig). Sehingga dinamakan Golong Gilig. Bentuk tersebut tentu memiliki filosofi.

Simbol Harmonisasi

Tugu Golong Gilig Jogja yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I memiliki arti sebagai simbol persatuan antara raja dengan rakyat. Dengan kata lain simbol harmonisasi. Secara filosofi Jawa juga berarti Manunggaling Kawula Gusti atau penyatuan antara manusia dengan kehendak Ilahi.

Gempa Bumi 1867

Namun pada tahun 1867 dibawah kepemimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono VI, terjadi gempa bumi dahsyat yang nyaris menghancurkan Tugu Golong Gilig. Sepertiga konstruksi tugu hilang. Dalam beberapa tahun tugu ini seperti dibiarkan mangkrak.

bangunan asli rusak parah akibat gempa bumi

Perubahan Konstruksi Tugu Golong Gilig Jogja

Barulah pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII tugu ini dibangun lagi dengan merubah konstruksinya menjadi lancip di bagian ujung. Bukan lagi golong (persegi) dan gilig (bola). Perubahan lainnya adalah pada tingginya yang berkurang dari 25 menjadi 15 meter saja.

Adapun hal tersebut merupakan strategi Pemerintah Kolonial Belanda untuk menghilangkan filosofi persatuan antara raja dan rakyat. Tugu baru yang kelak lebih dikenal sebagai Pal Putih diresmikan tanggal 3 Oktober 1889.

Jadi Simbol Meski Nggak Lagi Asli (Warisan Kolonial)

Tugu Pal Putih sekarang tentu bukan bangunan asli. Hal tersebut juga dibuktikan oleh prasasti yang ada di setiap sisi Tugu Pal Putih. Semuanya menunjukkan bahwa tugu tersebut dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII (1855-1877)

Adapun arsiteknya asal Belanda yakni YPF Van Brussel, seorang petugas Dinas Pengairan Belanda yang bertugas di Yogyakarta. Jadi merupakan rancangan arsitek Belanda sehingga boleh dikatakan sebagai warisan Kolonial.

tugu golong gilig sekarang lebih dikenal dengan nama pal putih

Meskipun begitu Tugu Pal Putih tetap menjadi simbol Yogyakarta dan telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Lebih dari itu tak mengurangi nilai sakralnya sebagai bagian dari simbol filosofis yang juga telah ditetapkan warisan budaya oleh UNESCO.

Adapun bangunan Tugu Golong Gilig Jogja masih bisa ditemui dalam bentuk monumen replika yang tentu saja ukurannya jauh lebih kecil. Bahkan dari Pal Putih yang berdiri kokoh di perempatan jalan raya utama Kota Yogyakarta. Posisi replika ada di tenggara Tugu Pal Putih.

telah menjadi simbol jogjakarta

Kesimpulan

Tugu Golong Gilig Jogja dibangun pada tahun 1756 yakni setahun setelah berdirinya Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I. Bagian tak terpisahkan dengan Panggung Krapyak. Ibaratnya sepasang raja dan ratu.

Berbentuk silinder (golong) dan bola (gilig) di bagian atasnya. Dengan tinggi 25 meter menggambarkan simbol harmonisasi atau persatuan antara raja dengan rakyat. Juga manunggaling kawula gusti atau penyatuan manusia denga kehendak ilahi.

Namun Tugu ini rusak parah saat terjadi gempa bumi tahun 1867. Kemudian pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII dibangun tugu baru yang merupakan karya arsitek Belanda. Inilah yang kita kenal sebagai Tugu Pal Putih saat ini. Meski merupakan warisan kolonial tetap jadi simbol Yogyakarta dan bagian dari sumbu filosofis.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *